Dampak Work From Home: Konsumsi BBM Turun 8 Persen, Pemakaian LPG Melonjak

26 Maret 2020 20:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyiapkan tabung gas LPG di SPBBE Pertamina Srengseng, Jakarta Barat, Jumat (3/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyiapkan tabung gas LPG di SPBBE Pertamina Srengseng, Jakarta Barat, Jumat (3/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) mencatat ada penurunan konsumsi BBM dan lonjakan pemakaian LPG setelah diberlakukannya Work From Home (WFH) untuk mencegah virus corona.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Pertamina, hingga 16 Maret 2020 konsumsi BBM turun hingga 8 persen dari rata-rata normal harian, dari 134,87 ribu KL menjadi 123,74 ribu KL.
Sementara penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) meningkat, khususnya LPG sektor rumah tangga, mengingat lebih banyaknya waktu yang dihabiskan masyarakat di rumah.
Dari catatan Pertamina, konsumsi LPG Subsidi naik 0,7 persen dari konsumsi normal harian 21,93 ribu metrik ton menjadi 22,10 ribu metrik ton.
"Sedangkan LPG rumah tangga nonsubsidi naik 5,4 persen dari harian 2,05 ribu metrik ton menjadi 2,16 metrik ton," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, Kamis (26/3).
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan untuk menjaga kebersihan SPBU, guna memberikan pelayanan maksimal bagi konsumen di tengah pandemik Covid-19. Foto: dok. Pertamina
Sebagai langkah mendukung kebijakan pembatasan aktivitas di luar rumah, Pertamina mengoptimalkan layanan pengantaran atau Pertamina Delivery Service melalui Call Center 135.
ADVERTISEMENT
Perusahaan juga menyemprotkan disinfektan pada tabung-tabung LPG, fasilitas SPBU, dan penerapan prosedur tambahan untuk petugas SPBU seperti penggunaan masker, sarung tangan, dan hand sanitizer.
Terkait ketersediaan pasokan BBM dan LPG, Fajriyah memastikan stok hingga saat ini aman. Pasokan rata-rata nasional untuk BBM berada di level 23 hari dan stok LPG selama 17 hari.
"Stok ini akan terus ditambah sesuai dengan jadwal suplai yang telah direncanakan berdasarkan tingkat konsumsi masyarakat di setiap wilayah," pungkasnya.