Dana Bergulir Topang Pertumbuhan Bisnis Sektor Riil Koperasi KAN Jabung Syariah

30 November 2022 10:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bisnis peternakan sapi Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Syariah di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang jadi mitra  Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). Foto: Dok. LPDB-KUMKM
zoom-in-whitePerbesar
Bisnis peternakan sapi Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Syariah di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang jadi mitra Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). Foto: Dok. LPDB-KUMKM
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan bisnis Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Syariah di Kabupaten Malang, Jawa Timur terus meningkat pesat, koperasi yang telah beroperasi sejak 43 tahun ini terus memantapkan diri sebagai wadah pengembangan ekonomi dan kesejahteraan bagi anggotanya.
ADVERTISEMENT
Sebagai mitra dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), KAN Jabung merasakan manfaat nyata dari kehadiran dana bergulir untuk mendukung usaha para anggota koperasi yang mayoritas sebagai peternak sapi perah dan petani tebu.
Ketua I KAN Jabung, Herman Subarjono mengungkapkan, KAN Jabung sejak berdiri tahun 1979 sebagai Koperasi Unit Desa (KUD) yang bergerak pada sektor perkebunan tebu, kemudian bertransformasi menjadi Koperasi Agro Niaga pada tahun 1998.
"Beternak sapi perah tahun 1989-1990 dimulai awal mulanya tidak banyak 25 ekor, dan perkembangannya berkembang dengan cukup baik yang dipelihara oleh anggota. Dan sekarang Alhamdulillah sudah lebih dari 10.000 ekor yang menjadi anggota KAN Jabung," ungkap Herman, Selasa (29/11/2022).
ADVERTISEMENT
Herman menambahkan, setelah bertransformasi menjadi KAN Jabung, merupakan momentum koperasi untuk menjadi lebih baik dan tidak hanya sekadar nama tetapi visi misi dan juga tekad untuk menjadi koperasi yang lebih baik.
"Salah satu tugas koperasi adalah menyejahterakan anggota dan KAN Jabung menjalankan fungsi itu dengan benar, dan kami sebagai koperasi produsen memasarkan produk anggota dengan harga yang optimal, produk kita ada tebu, kedua adalah susu dari sapi perah, jadi kami memasarkan agar susu dan tebu bisa terserap pada industri dengan harga optimal," paparnya.
Di samping itu kami memastikan dari hulu hingga hilir bisa dibantu koperasi, di hulu kami memastikan pakan menjadi kebutuhan utama dari proses bisnis sapi perah kami mempunyai unit usaha saprona bagaimana kami bisa menyuplai pakan pakan yang berkualitas yang bisa dijangkau dengan kredit bagi anggota.
Bisnis peternakan sapi Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Syariah di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang jadi mitra Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). Foto: Dok. LPDB-KUMKM
Kemudian di pertanian kami juga mengupayakan menyediakan pupuk dan sarana produksi lain yang memang dibutuhkan anggota untuk berproduksi, disisi lain dalam pengembangan kesejahteraan anggota kami juga membantu dalam finansial, bagaimana mereka bisa mendapatkan sapi secara kredit, tambah sapi, penggantian sapi, perbaikan kandang, ini yang memerlukan pembiayaan dan ini kami bantu karena kami syariah kami punya BMT yang membantu sistem keuangan di anggota, dari hulu hilir diusahakan oleh koperasi.
ADVERTISEMENT

LPDB-KUMKM Menopang Bisnis Koperasi

Dalam perkembangannya, KAN Jabung bermitra dengan LPDB-KUMKM untuk meningkatkan likuiditas dan perkuatan permodalan koperasi dalam melayani para anggota.
"Pengalaman kami dengan LPDB-KUMKM mudah tidaknya pengajuan pinjaman atau pembiayaan itu relatif, dan menurut kami berbagai persyaratan yang diajukan LPDB-KUMKM sangat wajar dan dapat dipenuhi oleh koperasi jika menjalankan tata kelolanya dengan baik. Dana bergulir kami gunakan untuk sektor riil dan pembiayaan," kata Herman.
Untuk sektor riil, Herman menjelaskan, KAN Jabung menggunakan dana bergulir lini usaha untuk saprona, atau sarana produksi peternakan.
"Salah satu manfaat yang kami rasakan secara langsung adalah pembiayaan LPDB-KUMKM itu kami gunakan untuk membangun sistem kontrol sehingga kualitas produk kami semakin bagus, karena otomatasi, sehingga sekarang kualitas saprona bisa lebih ditingkatkan lagi dan ini sangat mendukung sekali karena produk kami sudah menembus ekspor," ujar Herman.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dari sisi pembiayaan, dana bergulir dari LPDB-KUMKM digunakan oleh KAN Jabung untuk membantu pembiayaan di sistem distribusi, sehingga KAN Jabung berani ekspansi mengembangkan toko-toko pada divisi usaha ritel.
Bisnis peternakan sapi Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung Syariah di Kabupaten Malang, Jawa Timur yang jadi mitra Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). Foto: Dok. LPDB-KUMKM
"Di sisi pembiayaan, kami membiayai petani petani tebu dari pembiayaan dari LPDB-KUMKM itu sehingga petani tebu berproduksi dengan baik dari sisi kualitas dan juga kapasitas produksinya meningkat," jelas Herman.
Sementara itu, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menegaskan, kehadiran dana bergulir memang salah satu instrumen perkuatan permodalan bagi koperasi untuk mendukung tumbuh kembangnya bisnis daripada koperasi dan anggota baik dari sektor riil, hingga simpan pinjam.
"Diharapkan dengan dana bergulir yang kami salurkan dengan prinsip Tri sukses ini bisa menjadi pelecut semangat bagi koperasi maupun para anggotanya untuk terus mengembangkan usahanya. Kehadiran kami juga memang untuk memberikan perkuatan permodalan bagi koperasi yang kemudian disalurkan kepada anggota," kata Supomo.
ADVERTISEMENT
Selain itu Supomo menambahkan, proses bisnis koperasi KAN Jabung yang telah berjalan dengan baik dari hulu ke hilir menjadi sejalan dengan program pemerintah yakni korporatisasi petani yang menghubungkan antara produsen, offtaker, hingga buyer, sehingga tercipta ekosistem bisnis yang saling berkaitan dan saling mendukung.
"Dengan ekosistem yang baik dari hulu ke hilir menciptakan proses bisnis yang sehat, berdaya saing, dan multiplier effect ekonominya akan tercipta, pengangguran berkurang, pendapatan masyarakat meningkat, dan kesejahteraan bisa tercapai, dan inilah fungsi nyata dari koperasi terwujud," pungkas Supomo.