Dana CSR Jadi Skema Pembiayaan Baru Pemerintah Bangun Infrastruktur

9 Februari 2020 16:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian PUPR baru saja melakukan perjanjian kerja sama menggunakan skema Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membangun 4 jembatan di Kalimatan Selatan.
ADVERTISEMENT
Kerja sama CSR yang dilaksanakan sejak 2017 itu, membangun tiga overpass dan satu jembatan dengan empat perusahaan batu bara yang melintasi ruas jalan nasional Marabahan-Margasari di Kalsel. Total pembiayaan pembangunan sebesar Rp 189 miliar
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan keempat jembatan melalui kerja sama CSR itu bisa menjadi percontohan model baru untuk pembangunan infrastuktur Indonesia. Utamanya dalam mendukung kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Selama saya jadi menteri, baru pertama kali saya resmikan sarana dan prasarana di jalan nasional yang dibangun oleh pengusaha melalui program CSR. Biasanya pembangunan jembatan menggunakan APBN atau KPBU. Jadi ini program yang patut kita apresiasi dan bisa dijadikan model," kata Basuki berdasarkan keterangan tertulis, Minggu (9/2).
ADVERTISEMENT
Total panjang pembangunan overpass dan jembatan sepanjang itu ialah 1,507 meter meliputi overpass PT Talenta Bumi sepanjang 393,3 meter di KM 46,9, overpass PT Binuang Mitra Bersama sepanjang 364,51 meter di KM 54, overpass PT Hasnur Jaya International sepanjang 357,12 meter di KM 60 dan jembatan PT Antang Gunung Meratus sepanjang 392,8 meter di KM 61,9.
Masa pelaksanaan pekerjaan infrastruktur overpass PT Talenta Bumi 300 hari kalender sejak tanggal kontrak 24 Agustus 2017 dengan nilai Rp 36,4 miliar. Pengerjaan konstruksinya terdiri dari pembangunan jalan pendekat atau oprit sepanjang 193,6 meter, pile slab (168 m), dan gelagar beton (31,7 m).
Ilustrasi jembatan yang dibangun Kementerian PUPR di Kecamatan Uepai, Konawe, Sulawesi Tenggara. Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Selanjutnya pembangunan overpass PT Binuang Mitra Bersama menelan biaya Rp 41,7 miliar dengan masa pelaksanaan 245 hari kalender sejak kontrak 6 Juni 2018. Konstruksinya terdiri dari oprit (189 m), pile slab (144 m), dan gelagar baja (31,5 m). Sedangkan overpass PT Hasnur Jaya International sepanjang 357,1 meter dengan biaya Rp 35,4 miliar. Pengerjaannya terdiri dari oprit (179,8 m), pile slab (146,5 m), dan gelagar beton (30,8 m) dengan masa pelaksanaan 300 hari kalender sejak 13 Juli 2017.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada pula jembatan yang berhasil dibangun ialah Sei Puting yang dibangun dengan dana CSR PT Antang Gunung Meratus, mencakup pelebaran penampang kanal untuk perlintasan kapal angkut batu bara. Biaya pembangunannya sebesar Rp 66,5 miliar dengan masa pelaksanaan 540 hari kalender sejak kontrak 18 April 2018. Pengerjaan konstruksinya terdiri dari pile slab (300 meter), gelagar beton (31,46 meter), dan rangka baja (61,4 meter).
Sebelum ada jembatan tersebut, dua kabupaten yang berbatasan yakni Tapin dan Barito Kuala terpisahkan oleh sungai dan hanya bisa dilewati menggunakan perahu.
"Mudah-mudahan tidak hanya menghubungkan dua kabupaten, tapi juga menyambungkan hati antara masyarakat dan perusahaan yang beroperasi di kawasan ini," ujar Menteri Basuki.
Bupati Tapin Muhammad Arifin Arpan mengapresiasi atas inisiasi tersebut. Ia berharap dengan adanya pembangunan jembatan serta overpass, kemudian bisa menjadikan akses masyarakat Kabupaten Tapin semakin terbuka.
ADVERTISEMENT
"Kami sebelumnya untuk menyeberang menggunakan (kapal) feri. Dengan adanya jembatan ini bisa menghubungkan 2 kabupaten. Sebelumnya, masyarakat kabupaten Tapin merasa terasingkan," ujarnya.
Selain itu, kata dia, jembatan yang dibiayai dana CSR itu juga diharapkan bisa memantapkan fungsi jalan nasional dan memperlancar distribusi hasil pertambangan, pembangunan overpass dan jembatan di Kalsel akan mempermudah aksesibilitas dan mobilitas lalu lintas Jalan Marabahan-Margasari.
Manfaat lainnya, mengurangi waktu tempuh pengguna jalan mengingat ruas tersebut merupakan jalan alternatif penghubung di Kalsel, dan mendukung aktivitas industri pertambangan menuju terminal batu bara di Kota Banjarmasin, Batu Licin dan sekitarnya.
"Dengan harapan, pembangunan infrastruktur tersebut akan membawa efek positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat di wilayah kota atau kabupaten di Provinsi Kalsel," ujar Arifin.
ADVERTISEMENT