Dana Talangan Rp 8,5 T Belum Cair, Garuda Indonesia Ajukan Pinjaman ke Himbara

14 Juli 2020 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto: Reuters/Darren Whiteside
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto: Reuters/Darren Whiteside
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengaku membutuhkan Rp 9,5 triliun untuk menutup arus kas yang saat ini sudah negatif.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan selama pandemi COVID-19 pendapatan perseroan turun hampir 90 persen, sementara biaya operasional hanya bisa ditekan 60 persen.
Untuk menutup arus kas yang negatif tersebut, Garuda akan mendapatkan dana talangan sebesar Rp 8,5 triliun dari pemerintah, karena maskapai tersebut merupakan salah satu penerima dukungan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Namun dana tersebut belum cair. Selain dana talangan, Garuda juga menerima fasilitas Program Ekspor khusus sebesar Rp 1 triliun yang sedang diproses Kemenkeu dan Komite NIA. Dana tersebut diharapkan cair pada bulan Juli 2020.
"Secara total kami harus mengakui ada kebutuhan Rp 9,5 triliun, di mana dana pinjaman pemerintah yang kami harapkan saat ini Rp 8,5 triliun dan ada dana pinjaman melalui fasilitas ekspor khusus Rp 1 triliun. Kami sudah diskusikan sebelum PEN ini keluar," kata Irfan saat rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (14/7).
ADVERTISEMENT
"Jadi ada Rp 1 triliun yang kita diskusikan dengan LPEI dalam fasilitas yang kita sebut NIA atau National Interest Account untuk industri penerbangan. Dan ini commercial loan biasa. Kami belum diskusi lebih detail. Untuk itu kami harapkan bisa jangka waktu yang lebih lama dengan bunga yang cukup rendah," lanjut Irfan.
Karena pinjaman dana dari dua program tersebut belum juga cair, Irfan berharap perseroan mendapat fasilitas bridging loan dari Bank Himbara atau Bank BUMN dengan support letter dari Kementerian Keuangan.
"Sambil menunggu dana tersebut, kami melakukan pembicaraan dengan BUMN untuk bisa dilakukan bridging dana pinjaman dari bank Himbara," ujar Irfan.
Irfan Setiaputra. Foto: Facebook/Irfan Setiaputra
Dalam materi paparannya di depan Komisi VI, tertulis bridging loan yang diharapkan Garuda nilainya mencapai Rp 2,3 triliun. Dana tersebut dibutuhkan untuk membiayai operasional Garuda sampai dana pinjaman dari pemerintah cair.
ADVERTISEMENT

Keuangan Garuda Indonesia

Saat ini, posisi keuangan Garuda sudah tercatat negatif. Jika tidak ada pinjaman, Irfan menyebut posisi kas akan semakin negatif sampai akhir tahun, mencapai USD 220 juta.
Hingga 1 Juli 2020, saldo utang usaha dan pinjaman bank Garuda Indonesia telah mencapai USD 2,218 miliar. Dari jumlah ini, USD 905 juta merupakan utang usaha dan pajak, sebesar USD 668 juta pinjaman jangka pendek, dan USD 645 juta jangka panjang.
Irfan berharap dana talangan atau dana pinjaman NIA bisa cair sesegera mungkin, sehingga bridging loan dari Bank Himbara tidak terlalu lama. Sebab dari pinjaman tersebut perseroan juga harus membayar beban bunga.
"Kami harap dana talangan ini bisa secepatnya sehingga bridging tidak terlalu lama. Sampai hari ini kita masih diskusikan pencairan dana talangan itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT