Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik 6 November 2025 di 7 Kota Ini
4 November 2025 6:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
Danantara Mulai Tender Proyek Sampah Jadi Listrik 6 November 2025 di 7 Kota Ini
Ketujuh kota itu adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Bekasi, dan Tangerang. Investasi hingga Rp 3,2 T.kumparanBISNIS

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, mengatakan proyek ini berjalan cepat setelah terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025, tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan pada 14 Oktober lalu.
Stefanus menjelaskan sejak terbitnya Perpres tersebut, Kemenko Bidang Pangan yang dipimpin Zulkifli Hasan bersama Kementerian Lingkungan Hidup langsung berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri serta masing-masing pemerintah daerah (Pemda) untuk pelaksanaan program tersebut.
“Karena kalau baca di Perpres itu, memang usulan kota mana itu harus datang dari Pemdanya sendiri. Pemdanya yang harus angkat tangan, eh, saya mau ikut dong program ini. Jadi, mereka secara cepat sudah berdiskusi,” kata Stefanus di Wisma Danantara Indonesia, Senin (3/11).
ADVERTISEMENT
Tender akan dimulai di 7 kota yang masuk batch pertama meliputi Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Bekasi, dan Tangerang.
Stefanus menyebut tender akan tetap dimulai sesuai jadwal, meskipun tidak semua dari tujuh kota tersebut sudah sepenuhnya memenuhi seluruh persyaratan.
“Mudah-mudahan 7 (kota) sudah siap, atau kalau nggak ya kita mulai dengan berapa pun yang menurut kita memang lahannya sudah siap dan sampahnya memang cukup,” tuturnya.
Sementara itu, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir, mengungkap satu proyek PSEL atau WtE membutuhkan investasi mulai dari Rp 2,5 triliun hingga Rp 3,2 triliun.
“Dalam proses pembangunan PSEL sendiri itu kan pembangunan besar, investasi satu PSEL itu bisa ranging dari Rp 2,5 triliun sampai 3,2 triliun untuk kapasitas 1000 ton itu satu (proyek),” kata Pandu.
ADVERTISEMENT
Pandu memproyeksi, selama masa konstruksi berlangsung, proyek ini diperkirakan menyerap 2.000 hingga 3.000 tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Dari total tersebut, sekitar 400-500 di antaranya akan terlibat langsung di lapangan, sementara lainnya berperan di sektor pendukung seperti penyedia bahan bangun dan lainya.
Pandu menyebutkan terdapat 24 perusahaan asing yang lolos seleksi tahap akhir Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) pada Pemilihan Mitra Kerja Sama Badan Usaha Pengembang dan Pengelola Pengolah Sampah Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan Menjadi Energi Listrik (BUPP PSEL) dari 200 perusahaan yang tertarik.
“Batch 1 ini semuanya memang asing, dari Jepang, dari Cina, dari Eropa. Kenapa? Karena memang di batch 1 ini kita mau buat tendernya cukup cepat. Karena itu kita cari pemain yang memang sudah berpengalaman,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Stefanus menekankan dari 24 DPT yang telah terpilih, Danantara meminta mereka untuk berpartner dengan mitra lokal, baik dengan swasta, BUMN, atau dengan BUMD dan membentuk konsorsium.
“Mereka akan melakukan bid untuk masing-masing. 7 kota itu kalau mereka mau ikut semua tendernya, monggo, kalau mereka mau fokus saya ini paling ngerti kota Bogor atau Denpasar, monggo juga. Itu kita open untuk mereka,” ujarnya Stefanus.
Dia menyebut bahwa Danantara akan membuka pendaftaran DPT tahap berikutnya secara bertahap. Tender proyek akan dimulai pada 6 November 2025, dengan target peletakan batu pertama (groundbreaking) pada kuartal I 2026.
“Kami masih fokus menyelesaikan batch pertama dulu. Kami ingin tender tahap awal ini bisa berjalan cepat, sehingga pada kuartal I tahun depan, sekitar Maret atau April, kita sudah tahu siapa konsorsiumnya di setiap kota. Harapannya, proyek bisa mulai groundbreaking di awal tahun 2026,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Nur Pangesti
