Dapat Pinjaman KECE BRI, Petani di Jember Raup Omzet Hingga Rp 36 Juta Per Bulan

18 April 2024 17:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani pepaya di Jember makin sukses berkat pinjaman BRI. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Petani pepaya di Jember makin sukses berkat pinjaman BRI. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu petani pepaya di Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur, Partini, membagikan kisah inspiratifnya dalam memanfaatkan potensi di desanya hingga menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Partini mengakui bahwa memulai usaha di bidang pertanian adalah jalan sunyi—dianggap tidak menghasilkan banyak keuntungan.
Padahal, menurutnya, bisnis pertanian cukup menjanjikan karena kebutuhan akan pangan akan selalu ada dan bahkan meningkat, seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah.
Partini mulai bertani dengan terlebih dulu mengenali karakter Desa Pace, yang memiliki tanah subur dan sedikit berpasir. Oleh karena itu, tanaman yang cocok untuk ditanam di kampung halamannya itu adalah pepaya, yang dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan pengairan yang relatif minim.
Satu pohon pepaya bisa menghasilkan puluhan buah. Selain itu, pepaya juga mempunyai waktu panen yang singkat, yakni hanya 10-15 hari.
Partini mengatakan, dari satu hektare lahannya, ia bisa menghasilkan pepaya sebanyak 2-3 ton. Untuk omzetnya, ia mengaku hal itu bergantung pada jenis pepaya. Misal, jenis pepaya California dibanderol dengan harga Rp 6.000 per kg. Artinya, jika sekali panen menghasilkan 3 ton, Partini bisa mendapatkan omzet Rp 18 juta dan Rp 36 juta untuk 2 kali panen.
ADVERTISEMENT
Menariknya, dari satu hektare lahan yang dimilikinya, Partini tidak hanya bisa menanam pepaya, melainkan juga tanaman lainnya, seperti cabe dan terong.
"Jadi, bukan hanya pepaya yang bisa saya hasilkan, tapi di bawahnya itu bisa saya tanami sayur-sayuran. Meskipun sedikit, tanaman tersebut bisa dijual ke warung-warung sekitar untuk tambah-tambah uang dapur," imbuhnya.

Makin sukses berkat pinjaman KECE BRI

Meski demikian, membangun usaha tak selalu berjalan mulus. Partini menceritakan, ia sempat kehabisan modal karena tanamannya diserang hama. Sedangkan, ia tetap harus menjalankan usahanya demi bertahan hidup.
Beruntungnya, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk memiliki KECE (Kredit Cepat), produk pinjaman ultra mikro, yang membantu Partini mengatasi masalah modal.
"Waktu itu, saya dikasih tahu oleh tetangga ada produk pinjaman KECE. Saya cari tahu ke sana ke sini, ternyata produk ini sesuai dengan yang saya butuhkan karena tidak perlu pakai agunan. Yang penting sudah punya usaha dan omset buat bayar angsuran," katanya.
ADVERTISEMENT
Partini mengatakan, ia sangat merasakan manfaat dukungan pendanaan dari BRI, sehingga bisa memiliki usaha yang lebih besar seperti sekarang ini.
Partini mendapatkan pendanaan dari program KECE BRI sebesar Rp 5 juta, yang semuanya dimanfaatkan untuk menambah modal guna memajukan usahanya.
"Awal, dapat pinjaman itu hanya Rp 5 juta, tapi kemarin saya baru ambil lagi sudah bisa dapat Rp 7 juta," tutur Partini.
Menariknya, lanjut Partini, program KECE dari BRI bukan hanya berupa penyaluran dana, melainkan ada pelatihan yang diberikan oleh mantri BRI, sehingga ia bisa lebih produktif.
"Sebelumnya, saya hanya jual pepaya saja, barangnya ambil dari petani. Sekarang saya punya perkebunannya di beberapa lokasi. Bahkan, saya juga jual bibit, jadi para petani yang beli bibit ke saya sekarang," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Partini, ia bukan hanya diberikan pemahaman tentang mengelola bisnis yang inovatif, tapi juga diberikan edukasi tentang pembayaran lewat digital, yang dirasa sangat membantu di era digitalisasi saat ini.
“Dulu itu saya tidak tahu bagaimana cara mengecek transferan yang sudah masuk, tapi semenjak dapat pinjaman dari KECE ini, saya bisa lihat langsung kalau transferan sudah masuk. Saya cukup lihat dari HP saja,” tambahnya.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengungkapkan, perseroan akan terus mendorong pemberdayaan segmen Ultra Mikro sebagai upaya mengakselerasi ekonomi Indonesia secara optimal.
“Terbukanya akses pembiayaan bagi usaha UMi akan memberikan fleksibilitas dan daya adaptasi yang baik bagi pengembangan usaha. Di samping itu, mendekatkan jangkauan inklusi keuangan pada kelompok ini dapat membuka ruang tumbuh usaha menjadi lebih luas sehingga saving capacity pun ikut meningkat,” kata Supari.
ADVERTISEMENT