Dapat Suntikan Modal Rp 2,5 Triliun, PNM Bakal Genjot Pembiayaan Baru

10 Desember 2020 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi saat menghadiri acara program Pemodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar di Kemayoran, Jakarta. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat menghadiri acara program Pemodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar di Kemayoran, Jakarta. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN sektor keuangan, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Tambahan modal sebesar Rp 1,5 triliun ini baru saja diterima oleh PNM pada 3 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
EVP Keuangan dan Operasional PNM, Sunar Basuki, mengatakan suntikan dana tersebut merupakan yang kedua kali diterima perusahaan di tahun 2020.
Adapun tambahan dana pertama, diterima PNM pada Juli 2020 sebesar Rp 1 triliun. Sehingga total dana yang sudah digelontorkan pemerintah untuk perseroan, yakni sebesar Rp 2,5 triliun.
"Pada tanggal 3 Desember, PNM telah menerima sebesar Rp 1,5 triliun penyertaan modal negara dari pemerintah. Pada tahap pertama kita menerima 29 Juli 2020 sebesar Rp 1 triliun, jadi total PMN yang diterima sebesar Rp 2,5 triliun pada tahun 2020," ujar Sunar dalam virtual conference terkait kinerja perusahaan, Kamis (10/12).
Presiden Jokowi saat menghadiri acara program Pemodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar di Kemayoran, Jakarta. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Suntikan dana tersebut, kata Sunar, diberikan oleh pemerintah lantaran kian moncernya kinerja keuangan perusahaan. Salah satunya dari adanya penambahan jumlah nasabah yang cukup signifikan, yakni sebanyak 1,7 juta nasabah baru di 2020. PMN yang diperoleh akan dipakai untuk menggenjot pembiayaan baru.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kinerja keuangan perusahaan juga masih menunjukkan hasil positif. Total aset PNM saat ini, kata Sunar, mencapai Rp 28,4 triliun. Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 5,2 triliun.
"Sementara laba bersih sampai November Rp 260 miliar," pungkas Sunar.
Selain itu, baru-baru ini perusahaan juga sudah menerbitkan obligasi baru senilai Rp 1,7 triliun. Surat utang diterbitkan dengan tawaran suku bunga dari 6,5 persen hingga 8,5 persen.