Dari Pagu Rp 2,09 Triliun, Realisasi Anggaran Kemenperin Baru Rp 989,6 Miliar

27 Agustus 2020 15:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang.  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Realisasi anggaran Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih kurang maksimal. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, sampai Agustus 2020 baru terealisasi sebesar 47,9 persen.
ADVERTISEMENT
“Realisasi anggaran Kementerian Perindustrian 2020 sampai 24 Agustus 2020 sebesar Rp 989,6 miliar atau 47,9 persen dari pagu anggaran sebesar Rp 2,09 triliun,” kata Agus Gumiwang saat rapat dengan Komisi VI DPR yang juga ditayangkan secara virtual, Kamis (27/8).
Agus membeberkan, penyerapan atau realisasi anggaran 2020 berdasarkan program yaitu program dukungan manajeman Kemenperin sebesar 53 persen, penumbuhan dan pengembangan industri berbasis agro 44 persen, penumbuhan dan pengembangan industri farmasi, kimia, dan tekstil 42 persen, penumbuhan dan pengembangan logam mesin, elektronika 44 persen.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (kiri) mengikuti rapat kerja bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8). Foto: Puspa Perwitasari/Antara Foto
Penumbuhan dan pengembangan industri kecil menengah dan aneka 37 persen, pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kemenperin 54 persen, pengembangan teknologi dan kebijakan industri 47 persen, peningkatan ketahanan perwilayahan industri dan akses industri internasional 46,46 persen, dan pengembangan sumber daya manusia industri 49 persen.
ADVERTISEMENT
“Sedangkan dari jenis belanja, realisasi belanja pegawai 56 persen, belanja barang 42 persen, belanja modal 34 persen,” ujar Agus.
Agus mengungkapkan, belum maksimalnya penyerapan tersebut mayoritas didominasi adanya pandemi COVID-19. Ia mencontohkan karena pandemi tersebut harus ada perubahan atau penyesuaian seperti di cara bekerja Work From Home (WFH) yang berdampak pada mekanisme anggaran dan pertanggungjawabannya.
“Beberapa kendala yang dihadapi adalah klasik kegiatan terganggu pandemi COVID-19. Kemudian juga alokasi anggaran untuk beberapa output yang mendukung capaian target kinerja mengalami pemotongan atau penyesuaian, refocusing sehingga pencapaian strategis tahun 2020 tidak optimal,” ungkap Agus.
“Kemudian pelatihan, pendampingan, workshop, sosialisasi, rapat yang melibatkan peserta dalam jumlah besar belum bisa dilaksanakan secara fisik dikarenakan banyak yang masih zona merah sehingga mengalami penundaan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Agus memastikan pihaknya tidak tinggal diam dengan kondisi tersebut. Ia akan melakukan berbagai upaya untuk percepatan anggaran seperti optimalisasi dan realokasi terhadap potensi sisa anggaran pegawai yang tidak melekat pada gaji untuk kegiatan baru.
Kegiatan penanganan virus corona juga masih menjadi salah satu yang difokuskan dan diharapkan bisa ikut mempercepat penyerapan anggaran di Kemenperin.