Darmin: RI Belum 'Lampu Kuning' Krisis Ekonomi

24 Mei 2018 13:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gejolak ekonomi global sudah cukup dirasakan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Pelemahan nilai tukar rupiah bahkan saat ini sudah menyentuh level Rp 14.200 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan terus mewaspadai segala risiko akibat gejolak ekonomi tersebut. Dia memastikan kondisi tersebut bukanlah pertanda terjadinya krisis ekonomi.
"Kalau ngomong lampu kuning agak berlebihan. Jangan karena kurs bergerak, kemudian disebut sudah mau krisis. Belumlah. Tapi memang situasinya harus diperhatikan, tetap dimonitor. Kalau itu saya sepakat," kata Darmin di Gedung MA, Jakarta, Kamis (25/4).
Menurut Darmin, kondisi krisis ekonomi terjadi ketika sektor moneter mulai menekan sektor riil. Untuk saat ini, lanjut dia, situasi ini belum terjadi dalam perekonomian nasional.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini mencapai Rp 14.205, melemah dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level Rp 14.192.
ADVERTISEMENT
Sejak awal tahun hingga 21 Mei 2018, rupiah terhadap dolar AS sudah melemah 4,35% (year to date/ytd), namun lebih baik dibandingkan negara lainnya, seperti rupee India yang melemah 6,7% (ytd), real Brasil melemah 12,8% (ytd), dan lira Turki melemah 20% (ytd).
Untuk menekan pelemahan rupiah tersebut, Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5% pada bulan ini.