news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Data Bea Cukai: Perokok Dewasa Turun, Tapi Anak-anak Malah Naik

23 Agustus 2020 18:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jangan pernah menyerah mendorong suami berhenti merokok Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Jangan pernah menyerah mendorong suami berhenti merokok Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sektor kesehatan juga menjadi perhatian dari Dirjen Bea Cukai dalam mengambil kebijakan terkait rokok. Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Nirwala Dwi Heryanto mengungkapkan, saat ini jumlah perokok sudah mulai menurun.
ADVERTISEMENT
“Bicara kesehatan itu perokok 15 tahun ke atas itu tahun 2013 sampai 2018 sudah menurun dari 36,3 persen menjadi 33,8 persen,” kata Nirwala saat webinar yang diselenggarakan Akurat Poll, Minggu (23/8).
Meski begitu, kondisi tersebut tidak diikuti dengan penurunan perokok di anak-anak. Untuk itu, Nirwala mengatakan pemerintah saat ini berupaya menurunkan jumlah anak-anak yang menghisap rokok.
“Makanya di RPJMN berikut yang jadi sasaran bukan perokok dewasa tapi perokok anak karena meningkat saat ini 9,1 persen, harus diturunkan menjadi 8,7 persen,” ujar Nirwala.
Barang bukti rokok ilegal yang disita Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY. Foto: Bea Cukai Jateng-DIY
Nirwala mengakui dalam menyelesaikan permasalahan tersebut memang tidak mudah. Ia merasa pemerintah tidak bisa bergerak sendiri dalam menurunkannya. Sehingga perlu kerja sama semua pihak terkait agar segala rencana yang disiapkan bisa dieksekusi secara maksimal.
ADVERTISEMENT
“Prevalensi perokok anak naik itu bagaimana menurunkannya, kita lupa kita dulu punya namanya gotong royong. Kemenkeu punya cangkulnya yang namanya fiskal ya ayo kita kerja sama. Dari pengamat punya cangkul namanya ilmu ya masukan apa, dari pemerhati tembakau punya cangkulnya pemahaman mengenai budidaya seperti apa, ayo gotong royong,” ujar Nirwala.
Selain masalah konsumsi rokok, Nirwala menjelaskan saat ini pemerintah juga tetap mengawasi peredaran rokok ilegal. Ia mengakui saat ini volume produksi rokok ilegal secara nasional sudah mulai turun. Namun, harus terus diperhatikan.
Nirwala mengakui dalam mengambil kebijakan terkait rokok ini tidak bisa hanya mengutamakan sektor kesehatan saja. Sebab, kata Nirmala, ada sektor lain yang juga mempunyai kepentingan yaitu industri, tenaga kerja, pertanian, sampai pedagang.
ADVERTISEMENT
“Konsumsi rokok harus turun tapi juga di sisi lain industri harus tetap dipelihara, tetap hidup, karena kaitannya nanti dengan pertanian, tenaga kerjanya bagaimana,” tutur Nirwala.