Daya Beli Turun tapi Penjualan Jam Tangan di Pasar Senen Tetap Ramai

11 Agustus 2017 20:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kios Jam Tangan di Area Luar Pusat Grosir Senen. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kios Jam Tangan di Area Luar Pusat Grosir Senen. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepanjang kuartal II tahun 2017, daya beli orang Indonesia cenderung mengalami penurunan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pada periode tersebut konsumsi rumah tangga tercatat hanya 4,95 persen, naik tipis dari periode sebelumnya sebesar 4,94 persen. Hal ini menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Menurut Fuiha, salah seorang pedagang jam tangan di Pusat Grosir Senen Jaya, Pasar Senen, Jakarta Pusat, kondisi daya beli masyarakat yang menurun ini tak mempengaruhi penjualan jam tangan . Menurutnya proses jual beli jam tangan di tokonya tetap ramai seperti hari-hari biasanya.
Seperti penjualan jam tangan original, Fuiha mengatakan walaupun harganya mahal tetapi kondisi penjualan cukup stabil. Dia mengaku mampu meraup untung Rp 20 juta/bulan.
“Enggak berpengaruh untuk penjualan jam tangan asli, karena jam tangan asli kan mahal jadi ya memang sebenarnya enggak banyak masyarakat yang beli, kan hanya terbatas beberapa kalangan saja,” ujar Fuiha kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (11/8).
Kios Jam Tangan di dalam Pusat Grosir Senen. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kios Jam Tangan di dalam Pusat Grosir Senen. (Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan)
Jika daya beli masyarakat yang menurun tak mempengaruhi penjualan jam tangan original, lalu bagaimana dengan penjualan jam tangan murah, kualitas KW alias abal-abal? Di tempat yang sama, kumparan menelusuri toko yang menjual jam tangan lusinan dengan harga mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 50.000/pcs.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pedagang jam tangan bernama Hadi juga menegaskan bahwa kondisi penjualan jam tangan di tokonya tak mengalami kelesuan akibat daya beli masyarakat yang menurun. Karena menurutnya, para reseller tetap ramai membeli jam tangan lusinan di tokonya. Omzet yang didapat juga stabil.
“Sebenarnya penjualan jam tangan lusinan enggak berpengaruh, karena reseller itu nyetoknya sedikit demi sedikit tapi rutin ke sini terus dari sini dijual lagi kan, jadi ya stabil dan stoknya aman di pasaran,” jelas Hadi.