Dear Milenial, Tukang Cukur Saja Bisa Punya Rumah, Kamu Kapan?

18 Februari 2020 13:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury.  Foto: Wendiyanto/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury. Foto: Wendiyanto/ kumparan
ADVERTISEMENT
Pekerjaan sebagai tukang cukur atau pemangkas rambut yang sudah 6 tahun terakhir dijalani Riki Risandi, semula tak membuatnya yakin bisa punya rumah. Padahal memiliki rumah sendiri, menjadi dambaan kedua orang tua Riki.
ADVERTISEMENT
Demi menjemput rezeki, Riki meninggalkan kedua orang tuanya yang sudah sepuh, di kampung halamannya di Garut, Jawa Barat. Ayah Riki bekerja sebagai penggarap lahan pertanian. Sementara ibunya pedagang tempe keliling.
Penghasilan mereka yang tak seberapa, membuat punya rumah jadi cita-cita yang awalnya tak terbayangkan akan jadi kenyataan. 
“Saya kan pingin membahagiakan orang tua. Pingin punya rumah sendiri, kalau sekarang kan ngontrak,” tuturnya dalam tayangan video yang dipaparkan Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury, Senin (17/2).
Suasana pembangunan rumah subsidi di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria
Pada 2019 lalu, keinginan Riki terwujud menjadi nyata. Dengan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN, dia menjadi salah seorang penerima fasilitas KPR bersubsidi.
Dengan fasilitas KPR bersubsidi dari Pemerintah yang disalurkan Bank BTN, Riki bisa memiliki rumah seharga Rp 130 juta. Dia mendapat subsidi uang muka Rp 4 juta, sehingga yang dia bayarkan di awal hanya 1 persen dari harga rumah atau Rp 1,3 juta.
ADVERTISEMENT
Fasilitas KPR bersubsidi ini tak hanya diterima Riki, tapi juga 4.000 anggota komunitas Persatuan Pemangkas Rambut Garut atau PPRG. 
Untuk membangun rumah berbasis komunitas ini, pada tahap awal pengembang membangun sebanyak 500 unit rumah type 30/60 di atas lahan seluas 5 hektar. Untuk bisa memiliki rumah sebesar itu, mereka hanya dikenai angsuran Rp 800 ribu per bulan.
Pahala menyatakan, kalangan milenial menjadi salah satu target utama pangsa pasar BTN dalam menawarkan produk KPR. “Milenial dengan penghasilan rata-rata UMR (Upah Minimum Regional), menjadi pangsa pasar terbesar KPR BTN,” katanya.
Untuk dapat menggaet pasar tersebut, salah satu andalannya adalah program KPR bersubsidi. Sayangnya, pada 2020 ini alokasi KPR bersubsidi yang diterima BTN dari Pemerintah turun. Jika pada 2019 lalu sebanyak 234 ribu unit, untuk tahun ini di kisaran 108 ribu hingga 110 ribu unit.
ADVERTISEMENT