Bazar UMKM di Stasiun LRT Velodrome

Dear UMKM Makanan! Simak Tips dari Shopee Indonesia Menembus Pasar Ekspor

30 Juli 2022 18:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang makanan yang berjualan di Bazar UMKM di Stasiun LRT Velodrome. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang makanan yang berjualan di Bazar UMKM di Stasiun LRT Velodrome. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pelaku UMKM makanan punya kendala sendiri saat ingin menembus pasar ekspor. Ini diungkapkan sejumlah peserta kumparanBisnis Master Class Batch 2 saat berbincang dengan Head of Public Policy Shopee Indonesia Radityo Triatmojo.
ADVERTISEMENT
Menurut Radityo, persoalan mendasar yang kerap dihadapi pelaku UMKM makanan, adalah sudah tidak layak konsumsinya makanan yang diekspor saat tiba di negara tujuan. Radit pun menyarankan agar ketahanan makanan yang bakal dikirim harus diperhatikan.
"Pertama kalau frozen food memang yag perlu diperhatikan bagaimana saran kita, biasanya 2 sampai 4 minggu," ujar Radit dalam sesi Master Class Batch 2 hari kedua, Sabtu (30/7).
Radit mengakui, untuk kasus UMKM makanan, konsumen dari luar negeri memang jauh lebih sensitif. Setiap negara punya aturan masing-masing terkait masuknya makanan dari luar.
Ini biasanya terjadi selain karena negara yang bersangkutan juga mengutamakan produk lokal, juga karena mereka juga sangat teliti dengan bahan makanan.
Dengan begitu, Radit menyarankan agar para pelaku UMKM terutama memastikan produk yang secara ketahanan atau masa kedaluwarsa bisa cukup panjang.
ADVERTISEMENT
"Jadi bisa dilihat cara mereka mengolahnya, teknik frozennya. Kalau bisa agak dipanjangin usianya, jangan sampai pas produk datang harus langsung konsumsi," ujarnya.
Ketimbang memilih makanan-makanan berat sebagai produk ekspor, Radit menyarankan agar mengutamakan makanan-makanan kering. Dia mencontohkan bagaimana orang-orang di Singapura cukup menggemari kerupuk dari Indonesia.
"Untuk makanan saya tambahkan, apakah memungkinkan diekspor, tapi makanan apa yang laku. Contoh di Singapura, kerupuk yang dibungkus itu sangat laku," pungkasnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten