Defisit APBN Januari 2020 Mengecil Jadi 0,21 Persen

19 Februari 2020 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan realisasi APBN 2020 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan realisasi APBN 2020 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (19/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan membeberkan kondisi APBN di awal tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, defisit anggaran tercatat 0,21 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp 36,1 triliun di Januari 2020.
"Defisit Januari tahun ini lebih baik dari tahun lalu. Pembiayaan utang terkontraksi 44,6 persen," kata Sri Mulyani, di Kemenkeu, Jakarta, Rabu (19/2).
Angka defisit tersebut lebih baik dibandingkan dengan Januari tahun lalu yang mencapai Rp 4,51 triliun atau 0,29 persen terhadap PDB.
Petugas menghitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Sri Mulyani memaparkan, pendapatan negara melalui penerimaan perpajakan di Januari mencapai Rp 84,7 triliun. Jumlah itu setara dengan 4,5 persen target APBN 2020. Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 19 triliun.
“Untuk realisasi belanja negara, Kemenkeu mencatat anggaran yang sudah dibelanjakan sebesar Rp 139,8 triliun atau setara dengan 5,5 persen target APBN 2020,” ujar Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
Realisasi ini merosot cukup dalam, yakni turun sebesar 9,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Sri Mulyani menjelaskan, salah satu penyebab terjadinya kontraksi pertumbuhan belanja adalah adanya kebijakan pembelanjaan secara front loading pada Januari 2019.