Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pada 20 Januari 2022, token kripto ASIX ludes diperdagangkan dalam gelaran private sales kurang dari semenit. Dalam perdagangan terbatas itu, 1 triliun ASIX digelontorkan dan langsung berada di tangan holder alias pembeli/pemegang token. Angka itu setara 10% suplai token ASIX keseluruhan yang berjumlah 10 triliun.
Enam hari berselang, 26 Januari 2022, ASIX kembali dijual melalui gelaran presale lewat IDM Launchpad. Sesuai model pembagian token atau tokenomik ASIX, sebanyak 20% suplai token atau setara 2 triliun ASIX digelontorkan pada penjualan presale ini.
Penyanyi Ashanty, dalam postingan di akun Instagram miliknya tanggal 27 Januari, menyebut bahwa token ASIX saat diperdagangkan di presale kembali ludes. Hubungan Ashanty dengan token ini: ia bagian dari keluarga ASIX.
Sang suami, Anang Hermansyah, merupakan founder sekaligus presiden komisaris dari token ASIX. Nama ASIX sendiri berasal dari huruf awal nama anggota keluarga Anang dan Ashanty yang berjumlah 6 orang dan semuanya berawalan ‘A’. Jadi, 6A = ASIX.
Dari awal tahun, Anang memang santer menggaungkan garapan proyek token ini. Tak main-main, dalam whitepaper ASIX, para holder-nya bakal memegang aset dalam proyek Nusantara Land (Metaverse), Play-to-Earn (P2E) game, dan NFT marketplace.
Proyek pertama yang bakal dirilis ialah P2E game di mana para pemain bisa menggunakan token ASIX untuk memainkan sejumlah game. Ada 5 game yang akan dirilis Anang, yakni Congklak, Layangan Battlefield, We Are Papua, Bekel, dan Komodo.
“Insyallah tanggal 18 Maret sudah bisa dinikmati untuk dicoba pertama kali [secara offline], habis itu kami nunggu pendapat publik, lalu dikeluarkan aslinya yang bagus [secara online],” kata Anang kepada kumparan.
Sementara proyek Nusantara Land alias metaverse bikinan Anang dan Pasar NFT sedang dalam proses pembangunan. Di situs resmi ASIX, Pasar NFT bakal didahulukan terbit pada kuartal pertama tahun ini, sedangkan Nusantara Land dikembangkan pada kuartal kedua.
Namun, tak semua orang yang memegang token kripto ASIX bicara soal proyek-proyek yang bakal dibangun itu. Sebagian di antaranya justru tenggelam dalam fluktuasi harga harian setelah token ASIX diperdagangkan secara publik pada 28 Januari 2022.
Dalam tangkapan layar yang beredar dari grup Telegram ASIX awal Februari lalu, seorang ibu melontarkan protes ke Anang lantaran investasi token yang ia beli sebesar Rp 25 juta menjadi bernilai hanya Rp 11 juta.
Sejumlah holder lain yang berkomentar di situs pemantau harga kripto CoinMarketCap juga mengeluhkan nilai aset ASIX yang terjun bebas ketimbang saat mereka melakukan pembelian token.
Soal fluktuasi harga tersebut, Anang menyebut perlu mengecek ulang kebenarannya. Ia menduga ucapan itu bisa jadi ulah fudder—istilah bagi orang yang ingin menjatuhkan harga agar ia bisa membeli token dengan harga murah.
“Kami punya 31.000 holder, perlu dicek yang lain begitu juga atau tidak. Bahaya kalau isinya fudder semua, gimana kita mau bangun budaya kripto masa depan? Negara lain sudah sampai mana, kita ribut fudder terus,” ujar musisi dan politisi yang pernah duduk sebagai anggota DPR itu.
Sandungan lain muncul saat Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyemprit token ASIX di Twitter 10 Februari lalu. ASIX tidak masuk 229 aset kripto yang boleh diperdagangkan di Indonesia sesuai Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.
Sehari berselang usai sempritan itu, 11 Februari, Anang dan tim developer ASIX menyambangi Bappebti untuk melakukan mendaftarkan tokennya. Pada hari yang sama, Bappebti pun mengklarifikasi bahwa cuitannya hanya mengingatkan bahwa seluruh token yang diperdagangkan mesti mengantongi izin dari mereka.
Artis Lain Menyusul
Pertengahan Februari, influencer Wirda Mansur turut membikin token kripto sendiri bernama I.COIN. Putri penceramah dan pengusaha Yusuf Mansur itu berhasil mengumpulkan 1.500 Binance Coin (BNB) saat penjualan presale di PinkSale atau setara Rp 9,58 miliar.
Proyek yang ditawarkan dalam ekosistem token tersebut ialah P2E game bernama Indonesian Battle Warrior, I-Land Metaverse, dan I-Market (NFT Marketplace). Ketiganya mirip proyek ASIX besutan Anang, tetapi dengan nama dan jenis game yang berbeda.
Tak sampai dua pekan kemudian, artis Angel Lelga merilis Angel Token. Pada penjualan presale di 28 Februari, ia berhasil menjual token sebanyak 300 BNB (Rp 1,6 miliar).
Angel Token merencanakan 5 proyek yaitu Angel Swap, Angel Launchpad, NFT Marketplace, Angel Wallet, dan Angel Blockchain. NFT Marketplace adalah tempat perdagangan NFT yang juga ada dalam proyek ASIX dan I.COIN. Namun, 4 proyek Angel Token lainnya beda dari token artis lain.
Angel Swap memungkinan investor untuk menempatkan tokennya ke dalam liquidity pool, yakni tempat kumpulan aset kripto yang terkunci dalam smart contract. Dengan menempatkan aset kripto di sana, holder kripto bisa mendapat imbal hasil berupa token, tergantung seberapa banyak token yang ditempatkan.
Adapun Angel Launchpad adalah platform bagi token baru untuk menghimpun dana. Mereka bisa menggelar penjualan private sale atau presale di sana. Sementara Angel Wallet bakal jadi wadah untuk menyimpan dan jual beli aset kripto.
Terakhir adalah Angel Blockchain, di mana token besutan Angel Lelga bakal memiliki rangkaian catatan data yang dikelola sistem komputer atau blockchain sendiri. Saat ini semua token kripto artis Indonesia memang masih menggunakan blockchain Binance Smart Chain besutan Binance—platform pertukaran mata uang kripto terbesar di dunia.
Angel Lelga mengatakan ikut berkecimpung di dunia kripto sejak setahun belakangan. Mulanya ia hanya ikut-ikutan menjual dan membeli aset kripto untuk mencari keuntungan, kemudian terpikir untuk membuat token kripto sendiri meski ia pun masih belajar.
“Saya lihat ini menarik, akhirnya sepakat untuk membikin [token] seperti ini. Dan kebetulan [developernya] orang-orang andal saya semua. Jadi saya pun sambil belajar, sambil mengembangkan edukasi saya, pengin tahu juga,” katanya saat konferensi pers di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (1/3).
Teranyar, pasangan artis Rizky Billar dan Lesti Kejora turut meluncurkan token bernama LESLAR Metaverse. Token ini diperdagangkan secara private sales pada 3 Maret 2022 dan laku 555 BNB atau Rp 3,1 miliar dalam 30 detik.
Penjualan pada sesi presale di Pink Sale pada 4 Maret 2022 bahkan laku hingga 2.000 BNB atau setara Rp 12 miliar. Pendanaan yang terkumpul ini, menurut whitepaper LESLAR Metaverse, bakal digunakan untuk proyek membuat metaverse, P2E game, dan mata uang $LESLAR yang akan digunakan sebagai alat tukar di LESLAR Metaverse.
Ada Untung, Ada Buntung
“Saya beli I.COIN tuh, ancur dah, serius ancur.”
Adi mengatakan membeli token besutan Wirda Mansur itu sebesar setengah BNB (sekitar Rp 3 juta) saat presale 16 Februari. Ia ketika itu masuk di harga Rp 1.080 per I.COIN.
Pedagang 32 tahun itu mengaku sudah riset soal token tersebut. Ia ikut membeli karena iseng. “Rezeki-rezekian,” katanya, Rabu (2/3).
Meski demikian, ia tak menyangka tren harga I.COIN sejak presale terus turun. Nilainya di Coin Market Cap pada 8 Maret 2022 pukul 13.00 WIB turun hingga Rp 358,98.
Adi pun mengalami floating loss atau kerugian sementara karena token yang belum ia jual itu kini hanya bernilai kurang dari setengah saat ia beli.
“Sudah enggak naik-naik lagi. Pusing saya. Nyesal juga beli. Boro-boro untung,” kata Adi.
Setidaknya, ia sudah dapat cuan dari token ASIX. Adi yang menggeluti aset kripto sejak 2015 itu membeli token ASIX sebanyak 2 BNB atau sekitar Rp 12 juta dengan harga Rp 0,04 per ASIX saat presale akhir Januari lalu.
Sepekan setelahnya, ketika harga menyentuh Rp 0,11 per ASIX, Adi untung sampai Rp 10 juta. Ia tarik keuntungan asetnya itu dengan menjual sebagian token ASIX, dan membiarkan sisanya—setara modal Rp 12 juta—untuk di-hold.
Adi tertarik menjadi holder ASIX lantaran founder-nya, Anang Hermansyah, dibekingi orang-orang terkenal seperti Atta Halilintar (menantunya) dan Harry Tanoe (pengusaha yang sempat ditemui Anang untuk mendiskusikan token ASIX). Padahal, keduanya tak masuk ke dalam pengembang ASIX. Namun, Adi menilai Anang terpercaya.
“Founder-nya gentleman tuh, enggak mau ngerugiin masyarakat Indonesia. Itu sudah bagus. Jangan rugi ditanggung sama Allah Swt. Enggak boleh kayak gitu. Kok kita yang berbuat, Allah yang nanggung, sih? Gimana?” kata Adi.
Tapi, bukan berarti semua holder ASIX untung seperti Adi. Fahmi justru merugi. Lelaki asal Bandung itu membeli token bikinan Anang tersebut pada awal Maret ketika harganya Rp 0,05. Ia pun melakukan cut loss saat harganya berada di angka Rp 0,04 pada 6 Maret.
“Telat masuk (membeli token),” kata Fahmi, Senin (7/3).
Dengan modal awal Rp 500 ribu untuk membeli token ASIX, uang hasil penjualan token Fahmi itu kini bernilai Rp 400 ribuan. Artinya, ia rugi sekitar Rp 100 ribu.
Fahmi—yang juga tertarik dengan token LESLAR Metaverse—kemudian memutuskan menggunakan uang hasil jual rugi token ASIX untuk membeli token LESLAR. Ia menambahkan modal dan membeli LESLAR sebanyak 1 BNB atau Rp 5,3 juta saat public sale pada Minggu (6/3) pukul 18.00.
Fahmi mendapat 27 juta LESLAR Metaverse dengan harga Rp 0,2 per tokennya. Ia mendapat potensi keuntungan 0,5 persen atau sekitar Rp 200 ribu. Rencananya Fahmi bakal hold tokennya dalam jangka panjang.
“Target saya tiga bulan awal dulu. Andai di tiga bulan itu fase-fase di white paper sudah ada yang dijalankan, bukan enggak mungkin malah nambah muatan [token],” katanya.
Pelajari Risiko
Empat token besutan artis muncul dalam tiga bulan. Holder token-token tersebut pun mencapai puluhan ribu orang. Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (SWI OJK) pun mengimbau para artis untuk mendaftarkan perizinan tokennya ke Bappebti.
Ketua SWI Tongam Lumban Tobing mengatakan, seharusnya token para artis ini tidak listing dulu di Indonesia sebelum masuk daftar token yang bisa diperdagangkan sesuai keputusan Bappebti. Selain itu, masyarakat perlu diedukasi tentang risiko memegang token.
“Jangan sampai mereka [masyarakat] beranggapan bahwa dengan memiliki token-token dari artis-artis ini akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar,” ujar Tongam kepada kumparan, Jumat (4/3).
Tongam mengingatkan tanggung jawab moral para artis untuk mengatakan secara gamblang bahwa setiap investasi, termasuk ke aset kripto milik mereka, adalah berisiko. Sebab aset kripto bisa naik harganya, tetapi juga bisa jadi tak bernilai sama sekali.
“Perlu pendidikan ke masyarakat kita, kalau enggak punya uang jangan beli. Jangan sampai pinjam uang untuk beli. Jangan sampai juga uang belanja bulanan masuk ke sana. Karena itu bisa hangus,” kata Tongam.
Ia meminta agar para figur publik membangun ekosistem kriptonya dengan baik, yakni yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat.
“Ekosistem yang saling menguntungkan… Jangan sampai untuk kepentingan pribadi.”
Secara terpisah, Bappebti mengatakan bahwa token-token yang dikeluarkan oleh para artis seperti I.COIN (Wirda Mansur), Angel Token (Angel Lelga), dan LESLAR Metaverse (Rizky Billar dan Lesti Kejora) belum mendapat izin untuk diperdagangkan pada Calon Pedagang Fisik Aset Kripto di Indonesia.
Sementara ASIX besutan Anang, kendati sudah memproses perizinan ke Bappebti dan mulai dijual di Calon Pedagang Fisik Aset Kripto Indodax, juga belum terbit izinnya.
Keempat token artis tersebut belum terdapat dalam 229 jenis aset kripto yang bisa diperdagangkan di Indonesia sesuai Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020.
Bappebti kini tengah melakukan pengkajian dan penilaian terhadap usulan aset kripto baru di luar 229 jenis yang telah terdaftar tersebut. Sebab, memang akan ada penambahan aset kripto yang bisa diperdagangkan di Calon Pedagang Fisik Aset Kripto di Indonesia.
Bappebti mengimbau agar masyarakat berinvestasi pada jenis aset kripto di platform calon pedagang kripto yang telah terdaftar di Bappebti. Selain itu, jangan sampai lupa mempelajari risikonya agar bisa berinvestasi dengan aman.
“Pantang percaya dengan janji-janji keuntungan tetap/tinggi,” kata Plt. Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana.