Demo Bawa Berkah, Pedagang Powerbank hingga Tasbih Semringah
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Meski telat mendapat informasi adanya demo, pedagang ikat pinggang ini tetap bergegas menuju lokasi. Ia baru sampai depan gedung DPR siang hari, setelah sebelumnya menggelar lapak di Masjid Istiqlal.
“Lumayan lah ada pelaris, walaupun sayangnya telat datang,” ujar pria asal Padang itu kepada kumparan, Jumat (14/1).
Dia memilih tetap berjualan menuju gedung DPR lantaran momentum keramaian merupakan hal langka selama dua tahun terakhir ini. Rijal mengaku sepanjang dua tahun pandemi merebak, nyaris bisa dihitung jari ia bisa menggelar lapak di tempat umum.
Kegembiraan senada saat mendengar adanya aksi, turut dirasakan Jeki. Pedagang powerbank dan kacamata itu beruntung mendapatkan informasi lebih awal, sehingga bisa jalan dari Pulo Gadung menuju lokasi lebih awal.
ADVERTISEMENT
Jeki semringah lantaran dagangannya cukup laku dan omzet mencapai Rp 1 juta dalam waktu beberapa jam saja. Kendati begitu, ia mengungkapkan tak mengambil keuntungan banyak dari para buruh.
“Karena saya tahu ini aksi para buruh, saya kasih harga khusus bisa cuma Rp 100.000-an,” cerita Jeki.
Ijul, penjual tasbih yang datang sedari pagi, juga mengaku dagangannya cukup laris hari ini. Setidaknya, hasil penjualan sudah mencapai Rp 500 ribu.
Angka tersebut, kata Ijul, sudah jauh dari penghasilannya selama dua tahun terakhir yang terpaksa beralih online.
Selain mereka bertiga, setidaknya ada banyak pedagang dadakan muncul di tengah aksi. Mulai dari pedagang dompet, hingga makanan-makanan ringan.
Kepada kumparan, mereka mengaku selalu mendapatkan informasi aksi atau kegiatan di luar ruangan dari grup.
ADVERTISEMENT
Dua tahun terakhir menjadi hari-hari terberat bagi mereka. Kegiatan-kegiatan bisa dihitung jari, memaksa mereka buat beralih serabutan.
“Saya berharap PPKM tak diperpanjang lagi. Baru tahun ini mulai berjualan lagi dan berharap bisa balikin modal yang habis dua tahun kemarin,” pungkas Ijul.