Deretan Penipuan Robot Trading: ATG, Mark AI, DNA Pro, hingga Fahrenheit

21 Maret 2022 9:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi transaksi uang kripto di aplikasi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transaksi uang kripto di aplikasi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus robot trading Fahrenheit mencuat baru-baru ini. Isu yang beredar di medsos, kerugian akibat robot trading ini mencapai Rp 5 triliun.
ADVERTISEMENT
Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis juga mengatakan masih akan mendata jumlah kerugian korban robot trading Fahrenheit tersebut. Saat ini ia belum bisa memperkirakan besaran jumlahnya.
"Kami baru masih mendatakan, tapi cukup besar sekali ini dana yang dikelola oleh mereka yang sudah masuk pada mereka, cuma kami belum bisa karena ini sebagai awal terlebih dahulu nanti akan kami datakan," kata Auliansyah kepada wartawan, Minggu (20/3).
Sejauh ini sudah ada 55 laporan polisi terkait robot trading Fahrenheit. Dari laporan tersebut setidaknya ada 100 orang yang mengaku menjadi korban.
Ini bukan pertama kalinya investasi bodong berkedok robot trading memakan banyak korban dengan kerugian luar biasa. Sebelumnya beberapa penipuan serupa juga sempat ramai. Berdasarkan catatan kumparan, berikut beberapa di antaranya:
ADVERTISEMENT

AutoTrade Gold (ATG)

ATG pada April 2021 sudah dinyatakan oleh Satgas Waspada Investasi (SWI) sebagai kegiatan usaha tanpa izin yang berpotensi merugikan masyarakat. Dalam daftar domain investasi ilegal yang diblokir Bappebti Kementerian Perdagangan pada September 2021 pun terdapat AutoTrade Gold.
ATG menawarkan paket investasi USD 100-3.500 dengan target profit 0,5-3 persen per hari atau 10-15 persen per bulan. Hanya trading emas/XAUUSD di broker tertentu dan tidak ada bagi hasil.
Robot trading ATG diklaim dapat meraup profit setiap bulan. Tidak satu bulan pun rugi. Dalam sebulan keuntungannya 17 persen lebih, setahun 204 persen. Statistik tradingnya menakjubkan, Win Rate 89:11 alias untung 9 kali dari 10 kali trading.
Pemerhati investasi Desmond Wira mempertanyakan beberapa kejanggalan. Pertama, robot di MetaTrader yaitu Expert Advisor (EA) mestinya bisa dijalankan di semua broker. ATG cuma bisa di Pantheratrade atau Legomarket LLC. Keduanya larinya ke server broker yang sama.
Ilustrasi Trading Kripto. Foto: Shutterstock
Kedua, robot trading tidak pernah kelihatan wujudnya. Nasabah menyatakan tidak pernah melihat wujud robot trading tersebut. Robot trading yang dijalankan di MetaTrader tentunya berbentuk file berekstensi mq4 atau ex4. Tetapi karena sistem PAMM, bisa jadi sudah diinstalkan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, ia mempertanyakan mengapa robot trading tidak digunakan sendiri oleh pembuatnya. "Kinerja ATG menakjubkan. Sebulan profit 17 persen, setahun 204 persen. Berutang di bank lalu uangnya ditradingkan pakai ATG masih profit banyak. Lalu kenapa tidak dipakai sendiri, malah repot-repot mencari nasabah receh?" tuturnya.
Ia kemudian membahas mengenai broker yang dipakai ATG, yaitu Legomarket LLC. Broker ini beralamat di offshore island, alamat yang sering dipakai broker penipu. "Offshore island tidak meregulasi forex. Kalau ada penipuan dari sini, bye bye kan saja uangnya," ujar Desmond.
Legomarket LLC pun sudah dibanned oleh situs MQL5, komunitas pengguna MetaTrader. Legomarket LLC terbukti sudah melakukan fraud, dan diblok oleh MQL5. Fraud yang dimaksud adalah merekayasa data trading.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data-data trading yang diperolehnya, Desmond menyimpulkan bahwa ATG tidak benar-benar melakukan trading. Robotnya pun belum tentu ada. "Jika benar penipuan, biasanya menggunakan skema Money Game atau Ponzi. Jadi profit untuk nasabah lama dibayarkan dari setoran nasabah baru," paparnya.

Sunton Capital

Penipuan Sunton Capital sempat dibeberkan oleh musisi dan pianis Ananda Sukarlan. Penawaran investasi Sunton Capital mirip dengan ATG, yaitu penggunaan robot trading dengan iming-iming keuntungan selangit.
"Tweehearts, aku ikut sedih utk kalian yg udah tertipu "investment" Sunton #suntoncapital. Dimengerti sih, iming2 profit gede bgt, padahal ini money game, ya ikut aja padahal hidup jadi ga tenang, mantengin terus, takut kabur sebelum kalian ambil duit pokoknya," tulis Ananda dalam akun Twitter miliknya, 18 Oktober 2021.
ADVERTISEMENT

Mark AI

Robot trading Mark AI menawarkan keuntungan cukup besar, hingga 40 persen per bulan. Janji manis itu berujung pahit. Setali tiga uang dengan sejumlah produk investasi robot trading lain yang sekadar tipu-tipu.
Sekitar 400 orang member Mark AI melaporkan kasus ini pada Oktober 2021 ke Polda Metro Jaya. Mereka mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.
Ilustrasi Trading Kripto. Foto: Shutterstock
Pada 25 Oktober, Bareskrim Polri menerbitkan Laporan Polisi bernomor LP/B/0646/X/2021/SPKT/BARESKRIM tentang kejahatan penipuan pencucian uang atas nama pelapor Krisnadi Soesilo. Krisnadi melaporkan Hindera sebagai Direktur PT Teknologi Investasi Indonesia—perusahaan yang menaungi Mark AI.

DNA Pro

Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) dan Badan Pengawas Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan pada Januari 2022 lalu menindak tegas PT DNA Pro Akademi.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan penertiban ini merupakan hasil temuan pengawasan terhadap PT DNA Pro Akademi yang telah menjalankan kegiatan usaha penjualan expert advisor atau robot trading dengan menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM)," ujar Direktur Jenderal PKTN Veri Anggrijono dalam keterangan resmi, Jumat (28/1).
Bappebti mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dan tak mudah terlena dengan iming-iming keuntungan yang besar.
“Sekarang ini lagi hype mengenai kripto, jadi dimanfaatkan oleh para penyedia robot yang tidak lulus (ilegal) untuk menarik (orang) masuk ke situ,” kata Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana.
Sampai sekarang belum ada robot trading yang memiliki izin resmi dari Bappebti. Saat ini pun Kementerian Perdagangan tengah merancang regulasi robot trading.