Deretan Proyek Holding Pertambangan: Smelter hingga Pabrik Aluminium

29 Oktober 2018 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin
 (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Budi Gunadi Sadikin (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Holding Industri Pertambangan (HIP) PT Inalum (Persero) mendorong hilirisasi produk sektor pertambangan dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Adapun proyek-proyek besar yang ditargetkan bernilai lebih dari USD 10 miliar atau sekitar Rp 150 triliun (kurs Rp 15.000).
ADVERTISEMENT
Beberapa kerja sama dengan BUMN dan pihak swasta pun telah ditandatangani dan siap berjalan. Sejumlah proyek hilirisasi yang tengah dan sudah bergulir diantaranya di segmen aluminium, bauksit dan batubara.
“Mendorong hilirisasi produk tambang merupakan salah satu dari tiga mandat Holding Industri Pertambangan. Beberapa proyek besar ini merupakan langkah nyata kami dalam mendukung terjadinya nilai tambah produk di sektor tambang dan upaya mendukung penghematan devisa negara,” ungkap Direktur Utama Inalum, Budi G. Sadikin, di Hotel Equator, Bontang, Kalimantan Timur, Senin (29/10).
Inalum saat ini sedang dalam proses mengembangkan sayap ke Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Untuk mendirikan pabrik aluminium primer dengan kapasitas 500 kiloton per annum beserta pembangkit listrik tenaga air dengan memanfaatkan sungai Kayan, diperlukan investasi sebesar USD 6 miliar. Proyek tersebut ditargetkan dimulai tahun depan.
ADVERTISEMENT
Inalum bersama anggota Holding Industri Pertambangan, PT Antam Tbk, dan produsen alumina terbesar kedua di dunia, Aluminum Corporation of China Ltd (CHALCO), akan bekerja sama membangun pabrik pemurnian untuk memproses bauksit menjadi alumina, yang merupakan bahan baku utama untuk membuat aluminium ingot. Inalum sendiri merupakan produsen aluminium ingot satu-satunya di Indonesia.
Pabrik Asahan Alumunium, Inalum (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Asahan Alumunium, Inalum (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
Konstruksi proyek yang berlokasi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, ini dilakukan dalam 2 tahap dengan total kapasitas produksi mencapai 2 juta metrik ton alumina. Investasi untuk membangun pabrik tahap 1 tersebut diperkirakan sekitar USD 850 juta dan ditargetkan mulai produksi pada 2021.
Anggota Holding Industri Pertambangan lainnya, PT Bukit Asam Tbk, akan berkolaborasi dengan PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk untuk mengkonversi batu bara muda menjadi syngas yang merupakan bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan polypropylene sebagai bahan baku plastik.
ADVERTISEMENT
Pabrik pengolahan gasifikasi batu bara sendiri direncanakan mulai beroperasi pada November 2022. Diharapkan produksi dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500 ribu per tahun, 400 ribu ton DME per tahun dan 450 ribu ton Polypropylene per tahun. Dengan target pemenuhan kebutuhan sebesar itu, diperkirakan kebutuhan batubara sebagai bahan baku akan sebesar 9 juta ton per tahun; termasuk untuk mendukung kebutuhan batubara bagi pembangkit listriknya. Nilai keseluruhan proyek tersebut diperkirakan lebih dari USD 3 miliar.
Holding Industri Pertambangan juga menjadi salah satu tulang punggung negara dalam mendulang devisa dari hasil ekspor dan mengurangi ketergantungan bahan baku dari impor. Diperkirakan penjualan hasil ekspor hingga 2018 sebesar USD 2,51 miliar atau sekitar Rp 37 triliun. Adapun hingga Agustus 2018, telah terealisasi USD 1,57 miliar atau 62,5 persen dari target.
ADVERTISEMENT