Di Akhir Masa Jabatan, Airlangga Hartarto Luncurkan Buku

14 Oktober 2019 11:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana peluncuran buku Merajut Asa karya Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (14/10/2019). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana peluncuran buku Merajut Asa karya Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (14/10/2019). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Jelang habis masa jabatan sebagai Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto meluncurkan Buku Merajut Asa, Senin (14/11). Buku yang ditulis sejak tahun 2016 ini menjelaskan mengenai perjalanan industrialisasi Indonesia sejak zaman Soekarno-Hatta.
ADVERTISEMENT
"Buku ini membahas kaya atau miskin SDA (Sumber Daya Alam), itu butuh industrialisasi. Buku ini dibahas dengan nuansa yang berbeda," katanya saat sambutan peluncuran buku di Gedung Garuda, Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (14/11).
Selain itu, Buku Merajut Asa ini juga membahas mengenai Undang Undang (UU) Perdagangan Hindia Belanda dan perubahan UU Perdagangan saat ini yang dinilai lebih relevan.
"UU Perdagangan pada waktu dibuat menggantikan undang-undang zaman Hindia Belanda. UU Perdagangan jadi bagian yang menyangkut hajat hidup orang," cetusnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan tanggapan saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Tak lupa ia bercerita terkait hal-hal dasar di dunia industri seperti apa bedanya pemurnian dengan pengolahan.
"Buku ini penting karena mencatat hal-hal tak tertulis didalam UU itu sendiri sehingga kita perlu ketahui mengapa hilirisasi itu penting. Apa beda pemurnian dan pengolahan. Padahal itu berbeda. Pengolahan terkait direct tambang. Sedangkan pemurnian merupakan secondary proses yang sudah masuk di industri," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Sekretaris Jenderal Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono menambahkan, buku ini memberikan manfaat dan referensi bagi kaum milenial.
"Buku ini akan bisa menjadi referensi kaum milenial dan sangat inspiratif," katanya.