Di Depan Pengusaha AS, Luhut Jelaskan Ibu Kota Baru hingga Omnibus Law
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menghadiri acara Indonesia-US Strategic Dialogue yang diselenggarakan oleh USINDO pada Kamis (13/2).
ADVERTISEMENT
Dalam acara tersebut, Luhut menyatakan optimistis dengan masuknya US International Development Finance Corporation (DFC) akan lebih banyak lagi perusahaan Amerika Serikat datang ke Indonesia.
"Saya kira dengan masuknya DFC ini akan menambah confidence perusahaan lain di sini untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan masuknya mereka bersama JBIC plus nanti kalau Australia ikut masuk juga ini akan menambah keyakinan untuk investor lain menanam modalnya ke Indonesia," ujar Luhut dalam keterangan resmi, Jumat (14/2).
USINDO adalah organisasi non-pemerintah yang didedikasikan untuk meningkatkan pemahaman antarkedua negara dan memperkuat hubungan di antara kedua negara dan penduduknya. Organisasi bi-nasional ini diketuai secara bersama oleh perwakilan dari AS dan perwakilan dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam dialog tersebut perwakilan perusahaan besar, seperti General Electric, Boeing, Chevron, Chubb, ConocoPhillips, Mitsubushi (Americas), US Chamber of Commerce berdialog dengan Luhut yang datang bersama Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar. Banyak hal ditanyakan dari masalah Omnibus Law , digitalisasi, big data, perpajakan, dan sebagainya.
"Ibu Kota yang baru nanti akan menjadi ibu kota pertama di dunia yang hanya membolehkan mobil elektrik di dalam kota, mobil non-elektrik akan diminta parkir sebelum memasuki kota. Karena nantinya ini akan merupakan kota hijau semua aspeknya harus ramah lingkungan. Luas wilayah ibu kota nanti adalah 256.000 hektar, tetapi masih bisa diperluas hingga 410.000 hektar. Land clearing diharapkan bisa dimulai pertengahan tahun ini, sedangkan master plan akan dimulai akhir tahun nanti," jelas Luhut.
Pertanyaan lain, adalah sebagai negara kepulauan bagaimana Indonesia memperkuat maritimnya.
ADVERTISEMENT
"Yang menjadi prioritas adalah memperkuat coast guard karena harus diakui selama ini kami lengah bahwa sebagai negara kepulauan coast guard adalah ujung tombak, lalu kami juga memesan kapal fregat, ocean going, lalu ada drone untuk memperkuat pengawasan di perbatasan laut," kata Luhut.
Setelah berdialog, USINDO mengadakan gala dinner yang dihadiri oleh para pejabat tinggi Amerika, beberapa mantan Duta Besar Amerika untuk Indonesia, serta perwakilan perusahaan-perusahaan besar.
Dalam sambutannya, Luhut mengatakan ia sangat optimistis hubungan kedua negara akan terus berjalan dengan baik karena para pemimpinnya bisa saling bekerja sama.