Dibanding Bikin Bank, Muhammadiyah Disarankan Bangun Crowdfunding Syariah

12 Januari 2021 18:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi crowdfunding. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi crowdfunding. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Muhammadiyah disarankan saat ini fokus mengembangkan sektor keuangan. Ketua Dewan Penasihat Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah, Sutrisno Bachir, mengatakan sektor keuangan tidak harus selalu terkait perbankan.
ADVERTISEMENT
Sutrisno mengungkapkan saat ini yang bisa disasar Muhammadiyah adalah crowdfunding syariah. Menurutnya langkah itu lebih menguntungkan.
“Itu (crowdfunding syariah) kekuatannya bisa seperti bank, bahkan mungkin lebih besar dari bank yang mau kita idam-idamkan bikin bank besar itu. Kenapa? Karena itu sekarang sudah bisa langsung ke pasar modal,” kata Sutrisno saat webinar yang digelar MEK, Selasa (12/1).
TGB, Jimly Assiddiqie dan Sutrisno Bachir menjawab pertanyaan wartawan. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Sutrisno mendengar izin dari crowdfunding syariah bakal segera keluar. Ia merasa kondisi tersebut akan diikuti dengan kebijakan-kebijakan baru dari OJK yang mempermudah dalam mencari pendanaan murah atau bagi hasil melalui pasar modal.
Crowdfunding itu modalnya Rp 3 atau Rp 5 miliar kecil, tapi kalau bikin bank modalnya berapa triliun saya enggak tahu. Jadi ini mestinya yang bisa dilakukan Muhammadiyah,” ujar Sutrisno.
ADVERTISEMENT
Sutrisno mengaku sudah bertanya ke pengelola crowdfunding terkait investor. Ia menjelaskan saat ini para investor berpikir dua kali untuk ke perbankan salah satunya karena bunganya yang kecil.
“Sehingga investor-investor Rp 50 juta, Rp 10 juta itu dia mau menginvestasikan di crowdfunding syariah, ini yang modelnya bagi hasil yang itu dia mengharapkan return-nya lebih tinggi daripada return deposito yang sekarang semakin rendah itu,” tutur Sutrisno.