Dibayangi Jatuhnya Wall Street, IHSG Diprediksi Kembali Melemah

7 September 2020 7:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah hari ini. Head of Research MNC Sekuritas, Edwin Sebayang mengatakan, laju IHSG akan bergerak di level support 5.192 dan level tertinggi 5.277 sepanjang perdagangan hari ini. Pekan lalu, Jumat (4/9), IHSG ditutup melemah 0,78 persen di level 5.239,85. Menurut Edwin, pergerakan IHSG dibayangi oleh jatuhnya indeks utama Wall Street.
ADVERTISEMENT
“Setelah selama seminggu lalu IHSG turun sebesar minus 2 persen disertai Net Sell Investor Asing sebesar minus Rp 991,23 miliar dan jika merujuk kejatuhan DJIA di hari Jumat minggu lalu, tentunya IHSG berpeluang kembali turun,” tulis Edwin dalam risetnya, Senin (7/9).
Petugas kebersihan melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (31/3). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sementara itu, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan, data cadangan devisa pada akan dirilis hari ini akan turut mewarnai pergerakan IHSG. Adapun, cadangan devisa disinyalir masih berada dalam kondisi stabil.
Namun sentimen dari pergerakan market global dan regional serta fluktuasi nilai tukar Rupiah masih akan turut membayangi pergerakan IHSG.
“Untuk itu momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek dalam kategori trading harian,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa menu saham unggulan yang direkomendasikan William: PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Summarecon Agung (SMRA) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).