Dibayangi Kenaikan Suku Bunga The Fed, Wall Street Ditutup Bervariasi

11 Januari 2022 6:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang sedang bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE). Foto: Getty Images/Spencer Platt
ADVERTISEMENT
Indeks utama Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Senin (9/1). Hanya indeks Nasdaq yang mencatatkan kenaikan, sementara dua lainnya melemah. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran investor soal rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunga.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Selasa (11/1), S&P 500 kehilangan 6,03 poin, atau 0,13 persen menjadi berakhir pada 4.671,00 poin, sedangkan Nasdaq Composite naik 11,86 poin, atau 0,08 persen menjadi 14.947,76. Dow Jones Industrial Average turun 166,65 poin, atau 0,46 persen menjadi 36.065,01.
Seiring dengan meningkatnya imbal hasil obligasi, investor juga cemas menunggu data inflasi minggu ini. Sebab kondisi tersebut disinyalir akan mempengaruhi pengetatan kebijakan moneter dari Federal Reserve AS.
Tak hanya itu, para analis juga khawatir tentang dampak dari jumlah kasus virus corona. Apalagi musim laporan keuangan kuartal IV 2021 akan dimulai akhir pekan ini.
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
Namun di sisi lain, investor telah meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga. Sejak pertemuan The Fed pada Desember lalu, bank sentral telah memberi isyarat tentang kenaikan suku bunga yang lebih awal dari perkiraan.
ADVERTISEMENT
Goldman Sachs mengatakan pihaknya memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga empat kali pada tahun 2022, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yaitu sebanyak tiga kali.
Sebelumnya benchmark imbal hasil Treasury 10-tahun naik ke level tertinggi dalam hampir dua tahun pada hari Senin.
Saham emiten produsen mobil listrik, Tesla, tercatat turun di awal sesi tetapi berhasil rebound lebih tinggi di akhir sesi. Sementara saham Nike jatuh setelah HSBC menurunkan peringkat saham produsen sepatu itu menjadi "hold".