Dimerger ke BRI Syariah yang Asetnya Lebih Kecil, Ini Respons BSM dan BNIS

15 Oktober 2020 6:52 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi layanan BRI Syariah. Foto: Dok. BRI Syariah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi layanan BRI Syariah. Foto: Dok. BRI Syariah
ADVERTISEMENT
PT BRI Syariah Tbk (BRIS) ditunjuk menjadi pemegang entitas yang menerima penggabungan atau surviving entity dalam rencana merger tiga bank syariah anak usaha bank BUMN. Sedangkan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT BNI Syariah (BNIS) akan menjadi pemegang saham entitas yang menerima penggabungan ini.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari asetnya, BRIS menjadi yang paling kecil di ketiga bank. Per Juni 2020, aset BRIS hanya Rp 49,5 triliun. Sedangkan BNIS memiliki Rp 50,7 triliun dan BSM menjadi pemilik aset paling besar yaitu Rp 114,4 triliun.
Ketua Tim Project Management Office yang juga Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Hery Gunardi, mengatakan BRIS dipilih menjadi pemegang saham entitas karena satu-satunya perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Status BRIS ini akan memudahkan proses merger.
"Kenapa BRIS yang dipilih? Sebab satu-satunya yang public listed di antara bertiga. Jadi cangkangnya pakai itu, legal mergernya lebih mudah," kata dia dalam konferensi pers terkait Penandatanganan Conditional Merger Agreement Bank BUMN Syariah secara virtual, Selasa (13/10).
ADVERTISEMENT

Bank Syariah Mandiri Siap Jalani Proses Merger

Meski BRIS memiliki aset paling kecil, BSM siap bekerja sama dalam mergeri ini. Direktur Utama Mandiri Syariah, Toni EB Subari, mengatakan merger bank syariah tersebut bertujuan agar Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki bank syariah berskala global.
Ilustrasi pelayanan Bank Syariah Mandiri. Foto: Dok. Bank Syariah Mandiri
Selain itu, penggabungan ini diharapkan semakin meningkatkan potensi ekonomi dan keuangan syariah yang sedang tumbuh positif meski di tengah pandemi.
"Secara umum perbankan syariah berpotensi tumbuh dan berkembang di tengah tantangan ekonomi makro dan industri keuangan akibat pandemi. Peluang pertumbuhan ini tercermin dari terjaganya kinerja positif industri perbankan syariah, khususnya Mandiri Syariah, sejak beberapa tahun terakhir," kata Toni dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Rabu (14/10).
ADVERTISEMENT

BNI Syariah Juga Siap Bersinergi

Hal yang juga diungkapkan BNI Syariah. Sebagai pemilik aset terbanyak kedua, BNIS siap bersinergi dengan BRIS dan BSM.
Direktur Utama Bank BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, mengatakan BNIS memberikan dukungan penuh upaya pemerintah melakukan penggabungan bank syariah milik BUMN serta siap bekerja sama dan bersinergi. Dia berharap bank hasil merger ini nantinya mampu memperkuat ekonomi syariah dan memberikan kebermanfaatan dan kebaikan dunia maupun akhirat yang lebih luas bagi umat.
“Insyaallah, merger ini akan menghasilkan bank syariah yang lebih kuat, solid, dan terbesar di Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10).

Sama-sama Jamin Tak Ada PHK Karyawan

BNIS dan BSM pun memastikan tidak ada PHK karyawan dalam merger ini. Toni memastikan selama maupun setelah proses integrasi, ketiga bank syariah dan para pemegang saham menjamin tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Ilustrasi pelayanan BNI Syariah. Foto: Dok. BNI Syariah
Sedangkan kepada para nasabah, BNIS dan BSM juga kompak menyatakan tidak ada layanan yang akan terganggu sebab merger ini belum berlaku efektif. Penandatangan Conditional Merger Agreement (CMA) merupakan langkah awal proses merger sehingga nasabah tidak perlu khawatir.
ADVERTISEMENT
"Nasabah tidak perlu khawatir, kami memastikan layanan dan operasional untuk nasabah pun akan tetap berjalan berdasar pemenuhan kebutuhan nasabah (customer centric). Tidak ada perubahan pada operasional, kebutuhan nasabah tetap menjadi prioritas dan pelayanan akan tetap kami berikan secara optimal," ujar Toni.