Direktur BCA Ungkap Kriteria Menkeu Idaman Versi Bankir

22 Maret 2024 9:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau BCA Santoso dalam BCA Expo 2023 di ICE BSD, Jumat (8/9/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau BCA Santoso dalam BCA Expo 2023 di ICE BSD, Jumat (8/9/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA, Santoso, mengungkapkan kriteria Menteri Keuangan (Menkeu) yang diinginkan terutama dari para bankir. Posisi menteri itu menjadi sorotan para pelaku pasar maupun investor.
ADVERTISEMENT
Santoso menilai menteri yang ditunjuk nantinya harus bisa memfasilitasi kegiatan perbankan agar transaksi semakin lancar dan tidak memberikan hambatan.
“Money flow aman, bisnis makin tumbuh dan rakyatnya juga maju. Karena kalau rakyatnya enggak maju, kita susah juga,” ujar Santoso dalam acara Buka Bersama BCA di Hotel Kempinski, Kamis (21/3).
Santoso menggambarkan kebijakan bank mengikuti pemerintah seperti kapal. Jika air permukaan laut naik, maka kinerja bank juga ikut naik.
Concern-nya para bankir, siapa pun yang ditunjuk, yang penting adalah supaya bukan memberikan hambatan tapi mem-facilitate supaya ke depan transaksi makin maju,” katanya.
Sementara itu, Executive Vice President (EVP) Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn menyebut sosok Menkeu yang diinginkan para bankir bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan bisa mengelola keuangan negara di tengah berbagai tantangan.
ADVERTISEMENT
“Sudah diumumkan pemenangnya (pemilu), ada pemerintahan baru. Kita berharap semoga bisa terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, kemudian menggulirkan kebijakan-kebijakan yang positif untuk mendorong roda perekonomian bergerak dengan lebih baik,” terang Hera pada Kamis (21/3) malam.
Hera menilai banyaknya tantangan di sektor perbankan, seperti potensi penurunan suku bunga global dan isu geopolitik sehingga menimbulkan ketidakpastian.
“Mudah-mudahan (pertumbuhan ekonomi) di tren 5 persen seperti proyeksi beberapa lembaga survei global bisa terealisasi,” tutur Hera.