Diresmikan Jokowi, Begini Wujud Hunian Tetap untuk Korban Bencana di Sulteng

28 Maret 2024 14:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meresmikan rehabilitasi Pelabuhan Wani dan Pelabuhan Pantoloan di Kawasan Teluk Palu, Donggala, Sulawesi Tengah. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meresmikan rehabilitasi Pelabuhan Wani dan Pelabuhan Pantoloan di Kawasan Teluk Palu, Donggala, Sulawesi Tengah. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi pada Selasa (26/3) meresmikan sejumlah proyek revitalisasi pascabencana di Sulawesi Tengah (Sulteng). Proyek yang diresmikan di antaranya, RSUD Anutapura Palu, UIN Datokarama Palu, serta hunian tetap (huntap) di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi.
ADVERTISEMENT
“Kita ingat korban jiwa mencapai 4.340 jiwa, kemudian 175 ribu orang mengungsi dan 68 ribu rumah rusak dan dampak kerusakan mencapai hitungan kita Rp15 triliun kurang lebih,” terang Jokowi saat peresmian.
Menurut Jokowi, pembangunan berbagai fasilitas publik yang diresmikan merupakan realisasi setelah diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2022 tentang penuntasan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di Sulawesi Tengah yang akan berakhir di Desember 2024 mendatang.
“Dan hari ini akan kita resmikan rehabilitasi dan rekonstruksi bangunan gedung layanan kesehatan, fasilitas pendidikan serta infrastruktur permukiman pasca bencana,” ungkapnya.
Huntap di Sulteng. Foto: BALAI P2P Sulawesi II/ Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Sementara itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) turut membangun proyek hunian tetap tahap 2D di Sulteng. SVP Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa pembangunan hunian tetap ini diselaraskan oleh Peraturan Menteri PUPR Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Perumahan dan Penyediaan Rumah Khusus.
ADVERTISEMENT
“Mengacu pada peraturan Presiden dan Menteri PUPR, Waskita turut mendukung pembangunan infrastruktur revitalisasi pascabencana dengan membangun hunian tetap yang tersebar di wilayah Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi,” terang Ermy.
Huntap yang dikerjakan oleh Waskita terdiri dari 449 Unit dan dibangun dengan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). RISHA adalah sebuah teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat, oleh sebab itu disebut sebagai teknologi instan.
Dengan menggunakan bahan beton bertulang pada struktur utamanya, inovasi ini didasari oleh kebutuhan akan percepatan penyediaan perumahan dengan harga terjangkau dengan tetap mempertahankan kualitas bangunan sesuai dengan standar (SNI).
“Sebagai wujud dukungan Perseroan terhadap pembangunan infrastruktur revitalisasi pasca bencana, Waskita telah menyelesaikan pembangunan Huntap Tahap 2D Palu, Sulawesi Tengah. Sebagian unit telah dilakukan serah terima kepada Pemerintah Daerah setempat, bahkan sebagian sudah dihuni oleh warga yang terdampak bencana,” tutup Ermy.
Huntap di Sulteng. Foto: BALAI P2P Sulawesi II/ Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Proyek Hunian Tetap (Huntap) Tahap 2D Palu Sulawesi Tengah merupakan bagian dari Central Sulawesi Rehabilitation and Reconstruction Project (CSRRP) yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
ADVERTISEMENT
Sebanyak 655 unit hunian tetap yang telah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah diserahterimakan kepada Pemerintah Kota Palu untuk segera dihuni warga penyintas bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi.
Huntap yang dibangun di atas lahan 14,8 hektare tersebut dibangun dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dan memiliki luas bangunan per unit 38,5 meter persegi dengan luas kavling 9 x13 meter serta dilengkapi dengan tendon air, listrik serta jalan lingkungan, saluran air, ruang terbuka hijau serta jaringan air bersih.
“Pemerintah melalui Kementerian PUPR ingin para penyintas bencana alam yang saat ini tinggal di hunian sementara bisa segera menghuni Huntap yang telah selesai dibangun,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto.
Huntap di Sulteng. Foto: BALAI P2P Sulawesi II/ Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian PUPR, pembangunan huntap dilaksanakan oleh satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR beserta Direktorat Cipta Karya. Sebanyak 3.724 unit huntap dibangun Kementerian PUPR tersebar di Kota Palu dengan luas lahan 66,2 hektare dengan jumlah hunian 2.231 unit, Kabupaten Sigi dengan luas lahan 97,46 hektare dengan jumlah hunian 730 unit. Selanjutnya di Kabupaten Dongala dengan luas lahan 16,55 hektare dengan jumlah hunian 763 unit.
ADVERTISEMENT
Pembangunan Huntap di Kota Palu berada di Huntap Duyu (230 unit), Huntap Talise (599 unit), Huntap Mandiri (308 unit), Huntap Balaroa (52 unit). Di Kabupaten Sigi pembangunan Huntap dilaksanakan di Huntap Pombewe (605 unit), Huntap Lambara (62 unit), Huntap Salua (63 unit) dan di Kabupaten Donggala dilaksanakan di Huntap Loli Tasiburi II (32 unit), Huntap Wani (73 unit), Huntap Loli Raya atau Dondo (16 unit) dan Huntap Ganti (17 unit). 

Pembangunan Huntap dibangun dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dan  luas bangunan per unit 38,5 meter persegi. Beberapa fasilitas umum yang telah tersedia antara lain jalan lingkungan permukiman, drainase, penerangan jalan umum, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan, ruang terbuka hijau (RTH) atau taman, jaringan air bersih beserta reservoir, sistem pengolahan air limbah domestic terpusat (SPALDT), TPS3R dan kolam retensi.
ADVERTISEMENT