Dirut Baru Bank Mandiri Turunkan Target Kredit di 2020

9 Desember 2019 18:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar saat konferensi pers hasil RUPS LB Bank Mandiri di Jakarta, Senin (9/12). Foto: Dok. Bank Mandiri
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar saat konferensi pers hasil RUPS LB Bank Mandiri di Jakarta, Senin (9/12). Foto: Dok. Bank Mandiri
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Royke Tumilaar, menargetkan pertumbuhan kredit di tahun 2020 hanya sekitar 9 persen. Padahal, sebelumnya perseroan menargetkan sebesar 10-11 persen.
ADVERTISEMENT
Royke menjelaskan target pertumbuhan penyaluran kredit di tahun depan masih dipengaruhi gejolak ekonomi global. Menurutnya, pelemahan ekonomi yang tengah terjadi sudah mencerminkan sulitnya kredit untuk tumbuh tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan kredit targetnya mencoba untuk tumbuh dekati 10 persen. Lihat ekonomi saat ini juga tahu diri, kami targetkan 9-10 persen. Sudah enggak bisa seperti tahun-tahun sebelumnya yang tumbuh 14-16 persen,” ujarnya di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/12).
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kredit di tahun depan bakal disumbang dari segmen ritel atau konsumer. Pihaknya tengah fokus menggeser segmen korporasi yang saat ini masih mendominasi penyaluran kredit.
Ilustrasi Bank Mandiri. Foto: Shutter Stock
"Kami akan coba cari keseimbangan marginnya yang bagus, risiko juga enggak terlalu tinggi, itu kita coba shifting kesana, supaya pertumbuhannya berkelanjutan ke depan. Kami lihat korporasi beberapa tahun terakhir cukup tinggi, nah kami akan coba membawa korporasi itu kolaborasi dengan ritel," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Royke menyebut, hal ini dilakukan karena kinerja korporasi cenderung tertekan akibat pelemahan ekonomi di tahun depan. Karenanya, penyaluran pembiayaan pun tersendat karena banyak perusahaan yang menahan ekspansi.
"Korporasi sudah relatif berat growthnya, kan lihat juga beberapa BUMN sedang konsolidasi, lagi ada perbaikan. Mau shifting ke swastanya juga masih wait and see, ini kan sulit," tutupnya.