Dirut Baru Garuda Irfan Setiaputra Diminta Tak Bikin Gaduh

22 Januari 2020 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 Neo. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900 Neo. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah lama tak menduduki kursi di BUMN, Irfan Setiaputra kembali ke perusahaan negara dengan menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero). Irfan menggantikan I Gusti Askhara Danadiputra yang dicopot karena kasus penyelundupan Harley Davidson.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang yang bukan lahir di industri penerbangan, Irfan mengaku dititipi beberapa pesan dan tugas oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Diakuinya, jangan bikin gaduh menjadi salah satu titipan Erick sebab selama dua tahun belakangan, Garuda Indonesia tersandung beberapa kejadian yang membuat citra perusahaan jelek.
"Ada pesan yang khusus disampaikan bahwa mudah-mudahan Garuda dan tim ini aman, tentram, kompak, enggak ribut-ribut. Tolong disesuaikan seperti jangan bikin gaduh," ucap dia saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (22/1).
Irfan mengaku diminta untuk tak bohong kepada publik mulai dari kinerja dan keadaan perusahaan hingga pelayanan ke penumpang. Dia juga diminta bisa berkolaborasi dengan baik oleh mitra Garuda Indonesia yaitu PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Pertamina (Persero), dan lainnya.
Irfan Setiaputra. Foto: Facebook/Irfan Setiaputra
Berdasarkan catatan kumparan, perusahaan memang pernah terlibat isu harga avtur dengan Pertamina. Saat itu, Garuda Indonesia merasa salah satu penyebab mahalnya harga tiket pesawat karena harga avtur yang ketinggian.
ADVERTISEMENT
Selain pesan khusus itu, ada beberapa fokus yang diminta Kementerian BUMN sebagai pemegang saham tertinggi. Pertama, soal harga tiket pesawat. Kata dia, ada banyak tekanan dari pemangku kepentingan soal harga.
Kata dia, harga tiket pesawat tinggi atau rendah di masa lalu itu pasti ada alasan atau justifikasinya. Ke depannya, Irfan mengaku bakal terbuka dengan siapa pun terkait isu tiket pesawat.
Salah satunya, kata dia, perusahaan harus mau kolaborasi dengan pesaing, terutama maskapai lokal. Menurut dia, kompetisi antar perusahaan adalah hal biasa, tapi jangan sampai persaingan itu semakin tinggi hingga membuat perusahaan berdarah-darah. Korbannya bukan hanya masyarakat tapi juga perseroan.
"Jadi kita musti ketemu satu titik harga itu harus reasonable. Reasonable ini enggak semua orang bisa naik Garuda tapi buat kita perusahaan ini bisa untung, mengurangi cicilan, dan mengembangkan.
ADVERTISEMENT
"Kan Anda ingin perusahaan ini suistan forever. Kalau perusahaan enggak untung kan mesti disuntik terus, tapi sebagai CEO kok saya malu hati juga kalau begitu," jelas dia.
Akan tetapi, Irfan menilai meningkatkan faktor keamanan dan pelayanan yang baik ke penumpang adalah yang utama. Kata dia, dalam hal pelayanan, perusahaan memang mempunyai batas, tapi bukan berarti memberikan hal yang kurang baik.
"Kita kan perusahaan selalu memperbaiki tetapi kita tahu akan selalu ada batas-batasnya. Enggak bisa juga melayani terlalu berlebihan. Tapi melayaninya ini dengan respect, dengan terhormat. Jika kita melayani penumpang melayani dengan rasa hormat dan kita juga berharap customer kita juga respect," ujarnya.