Dirut Garuda Indonesia Curhat ke DPR: Penumpang Hanya 15 Orang Sekali Terbang

7 Juli 2020 13:58 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskapai Garuda Indonesia Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Garuda Indonesia Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia terdampak cukup parah akibat virus corona. Apalagi pemerintah sebelumnya sempat menutup semua penerbangan.
ADVERTISEMENT
Meski pemerintah kemudian mengizinkan kembali maskapai penerbangan untuk beroperasi, keterisian penumpang pesawat belum membaik.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, menceritakan kondisi tersebut saat rapat dengan Komisi X DPR. Menurut dia, jumlah penumpang sangat sepi.
"Sebelum COVID-19 kita punya 16 penerbangan ke Denpasar. Hari ini hanya satu dan isinya hanya 15 orang sampai 20 orang saja," jelas Irfan dalam rapat panja pemulihan pariwisata, Selasa (7/7).
Faktor pertama yang menyebabkan rendahnya okupansi maskapai penerbangan, menurut Irfan, adalah belum membaiknya kepercayaan masyarakat untuk kembali bepergian karena pandemi virus corona.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Dia mengatakan, saat ini kriteria penumpang sebagian besar merupakan mereka yang memang terpaksa terbang, bukan wisatawan.
Sepinya industri maskapai penerbangan itu lantas berimbas pada naiknya harga tiket pesawat. Atas dasar itu juga, dia mengakui sulit memenuhi permintaan masyarakat untuk menurunkan harga tiket pesawat.
ADVERTISEMENT
"Harga tiket ini memang evaluasi yang terus kita lakukan, betul penting untuk harga yang murah, tapi mohon dipahami hari ini industri penerbangan mengalami pukulan cukup besar. Jumlah penumpang tinggal 10 persen, kalau didiskon lagi harga rendah mungkin klasifikasi kita sebentar lagi menjadi makin sulit," pungkas Irfan.