news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dirut Garuda Kembali Curhat Harga Avtur di RI Kemahalan

27 Juli 2018 16:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garuda Indonesia. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Garuda Indonesia. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Pahala N Mansury kembali mengeluh soal tingginya harga bahan bakar avtur di Indonesia. Dia menganggap harga avtur di Indonesia kemahalan atau lebih tinggi dibandingkan negara lain.
ADVERTISEMENT
"Suplai dari Pertamina. Kita akui memang ada kenaikan harga dan di Indonesia memang lebih tinggi dari negara lain karena mereka (Pertamina) harus mensuplai dan biaya logistik tinggi," kata dia saat ditemui di Gedung BEI, Kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (27/7).
Tingginya harga avtur berdampak signifikan kepada kinerja keuangan perusahaan. Mau tidak mau, Garuda harus mampu menekan biaya pengeluaran dengan melakukan efisiensi. Pada kuartal I 2018, Garuda berhasil menekan kerugian hingga 36,5 persen menjadi USD 64,3 juta.
"Ini merupakan tantangan dan kita melakukan hedging. Dengan menjaga pertimbangan safety dan cost efisiensi kita lakukan dari bahan bakar. Jumlah bahan bakar yang digunakan mengalami penurunan," imbuhnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Walaupun efisiensi penggunaan bahan bakar dilakukan, Garuda tetap konsisten memberikan pelayanan terbaik kepada penumpangnya. Dengan strategi yang dijalankan perusahaan sekarang, Garuda yakin tingkat utilitas pesawat meningkat meski penggunaan avtur sedikit dikurangi.
ADVERTISEMENT
"Semester I trennya membaik dari sisi utilisasi pesawat dan biaya yang membaik dari renegosiasi leasing pesawat, pertumbuhan pendapatan ada dan triwulan II dibandingkan triwulan I kinerja rute internasional ada perbaikan," ujarnya.
Sebelumnya, Pahala pernah berkeluh kesah terkait tingginya harga avtur di Indonesia. Dia bilang harga avtur di Indonesia sudah naik 11 persen. Kesempatan itu digunakan dia untuk meminta Kementerian Perhubungan menyesuaikan tarif batas bawah menjadi 40 persen dari sebelumnya 30 persen dari tarif batas atas sesuai kelompok pelayanan.
"Paling tidak mengcover 40 persen cost yang ada untuk memastikan jika airlines mengalami peningkatan cost maka hal-hal yang paling minimum yang terkait pemeliharaan safety bisa dijaga dengan baik," kata Pahala saat ditemui di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (11/6).
ADVERTISEMENT