news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dirut MRT: Investasi MRT Jakarta Beri Nilai Tambah ke PDB Rp 17,6 T per Tahun

30 September 2021 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi transportasi umum MRT. Foto: ADEK BERRY/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transportasi umum MRT. Foto: ADEK BERRY/AFP
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P Sabandar, membeberkan berbagai dampak adanya MRT Jakarta fase 1 dan fase 2 ke perekonomian hingga peluang pekerjaan. Ia mengungkapkan investasi MRT Jakarta menciptakan nilai tambah baru bagi perekonomian baik nasional maupun di DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
William mengatakan dampak ekonomi itu berdasarkan hasil kajian atau penelitian yang melibatkan LPEM Universitas Indonesia.
"Kalau kita lihat investasi MRT fase 1 dan fase 2 itu sebenarnya memberikan nilai tambah sebesar 0,12 persen dari total PDB nasional tahun 2020 atau senilai Rp 17,6 triliun per tahun atau Rp 827,6 triliun total itu," kata William saat konferensi pers secara virtual, Kamis (30/9).
"Kalau untuk PDRB DKI kontribusi fase 1 dan fase 2 itu seperti apa? Nah penelitian atau kajian ini menunjukkan bahwa terhadap PDRB DKI 0,31 persen atau total Rp 406,3 triliun atau Rp 8,5 triliun per tahun," tambahnya.
Besarnya dampak tersebut jauh melebihi nilai investasi yang ditaruh MRT Jakarta. William menjelaskan investasi yang sudah diletakkan di fase 1 sebesar Rp 16 triliun. Sementara yang fase 2 sejauh ini baru mencapai Rp 22,8 triliun.
ADVERTISEMENT
William menuturkan investasi MRT Jakarta juga berkontribusi pada peningkatan penerimaan pajak nasional dan DKI Jakarta. Kontribusi langsung PPN/PPh MRT Jakarta mencapai Rp 9,9 miliar. Sedangkan kontribusi langsung PBB MRT Jakarta sebesar Rp 42,7 miliar.
Pengendara melintas di dekat area proyek MRT Jakarta fase 2A CP 201 di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Jumat (26/2). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
"Nah ini kalau dilihat dalam konteks yang lebih besar akibat ada konstruksi ini maka memberikan kontribusi yang besar sekali misalnya terhadap pemerintah nasional itu sebesar Rp 2,8 triliun dan pada DKI Jakarta dalam bentuk macam-macam kira-kira Rp 800 miliar," ungkap William.
William menjelaskan langkah yang diambil pihaknya juga berdampak positif ke kesempatan kerja. Ia mengungkapkan total kesempatan kerja 501 ribu orang per tahun secara nasional. Sementara itu total penciptaan kesempatan kerja di DKI Jakarta mencapai 232 ribu per tahun.
ADVERTISEMENT
“Belum lagi kalau kita lihat pengaruhnya terhadap total pendapatan rumah tangga nasional yaitu totalnya Rp 368,3 triliun atau Rp 7,8 triliun per tahun. Dan untuk DKI pendapatan terhadap rumah tangga kurang lebih sebesar Rp 3,4 triliun per tahun atau totalnya Rp 162,3 triliun,” tutur William.
William menganggap dengan regulasi pendukung yang tepat, potensi penerimaan pemerintah dapat bertambah dari land value capture. Potensi penerimaan land capture 2023 sampai 2069 fase 1 dan 2 mencapai Rp 62,1 triliun. Sementara rata-rata kenaikan nilai lahan akibat pembangunan MRT Jakarta fase 1 sebesar 5,1 persen.