Dirut Pertamina: Realisasi Konsumsi BBM Selama Arus Mudik Melonjak 41 Persen

6 Mei 2022 17:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina di rest area kilometer 57 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah kendaraan mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina di rest area kilometer 57 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jawa Barat, Selasa (26/4/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, melaporkan realisasi konsumsi BBM selama arus mudik berlangsung atau sejak H-10 lebaran melonjak hingga 41 persen. Dia mengatakan realisasi tersebut melebihi perkiraan awal dari Pertamina.
ADVERTISEMENT
Kenaikan konsumsi BBM tertinggi terjadi mulai H-3 lebaran. Naiknya konsumsi BBM tidak terlepas dari kembali dibolehkannya mudik setelah 2 tahun dilarang karena pandemi COVID-19.
"Sebelumnya kita perkirakan puncak arus mudik itu kenaikan rata-rata nasional itu 29 persen, yang terjadi adalah 41 persen actual-nya. Jadi memang pasti akan terjadi lonjakan yang luar biasa," kata Nicke di Pertamina Integrated Command Center, Jumat (6/5).
Nicke mengatakan peningkatan sebesar 41 persen dihitung dari patokan rata-rata konsumsi normal setiap produk BBM yang berbeda angkanya. Misal untuk BBM Pertalite, konsumsi normal adalah 75-76 ribu kiloliter, peningkatannya mencapai di atas 120 ribu kiloliter.
"Peningkatannya luar biasa, peningkatan di setiap SPBU dan daerah itu berbeda-beda dan kita ada datanya, kita monitor betul pergerakan orang mudiknya ke mana dan kita tambah sesuai dengan kebutuhan," jelas Nicke.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di Pertamina Integrated Command Center (PICC), Jumat (6/5/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Adapun untuk beberapa daerah yang membutuhkan tambahan BBM dengan peningkatan konsumsi tertinggi, kata Nicke, terdapat di Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
"Dan yang tertinggi penurunannya adalah DKI Jakarta," ungkap dia.
Nicke menyebut kendati ada kenaikan drastis dari sisi konsumsi BBM, baik itu Pertalite, Pertamax, Biosolar, Pertamina Dex, maupun produk BBM lainnya, Pertamina tetap berhasil memastikan pasokan dari sisi suplai dan distribusi.
"Untuk BBM, Avtur, LPG, gas, minyak mentah, ini semuanya bisa kita kelola dengan baik sehingga tidak ada sedikitpun kekosongan dan kelangkaan, jadi semua kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi," ujar Nicke.
Selain itu, Pertamina juga memastikan distribusi di jalur tol yang rawan kemacetan. Nicke menjelaskan Pertamina mengatur pola distribusi dengan memanfaatkan baik Pertashop maupun motorist yang membawa BBM langsung kepada pelanggan.
Tidak berhenti di musim mudik, kata Nicke, Pertamina juga berkomitmen memantau ketersediaan pasokan BBM selama arus balik berlangsung. Nicke memperkirakan adanya lonjakan konsumsi walau tidak sebesar arus mudik.
Sejumlah kendaraan pemudik dari arah Tol Jakarta-Cikampek memasuki Tol Dalam Kota di Jakarta, Jumat (6/5/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Nicke menegaskan Pertamina terus memonitor secara terintegrasi di Pertamina Integrated Command Center (PICC) secara real time. Ada sebanyak 1.370 SPBU berada dalam kondisi siaga di jalur utama mudik, destinasi wisata, dan daerah rawan bencana.
ADVERTISEMENT
"Kita prediksi nanti peningkatan tertingginya 36 persen. Bukan hanya di jalan tol, karena ketika jalan tol ada ganjil genap, kendaraan ini juga melalui Pantura, jalur selatan, tengah, jadi artinya ini merata," tutur Nicke.