Dirut Pertamina: Tesla Lebih Tertarik Bisnis Energy Storage System di Indonesia

9 Februari 2021 18:55 WIB
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Indonesia dilaporkan tengah bernegosiasi dengan sejumlah calon mitra internasional untuk, untuk pengembangan kendaraan listrik dan komponen utamanya yakni Electric Vehicle Battery (EV Battery). Tesla merupakan salah satu pelaku industri kendaraan listrik yang dikabarkan tertarik masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengungkapkan Tesla sebenarnya lebih melirik bisnis penyimpanan energi untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Pertamina juga melirik hal yang sama.
"Tesla itu berminatnya di energy storage system (ESS), bukan di EV Battery. Dia datang ke Indonesia karena melihat ada potensinya," kata Nicke dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (9/2).
Nicke menyebut bisnis ESS sangat menjanjikan di Indonesia seiring dengan dorongan pemerintah untuk memperbanyak PLTS di Indonesia. Jadi, ESS bisa menyimpang energi listrik yang dihasilkan dari PLTS. Selain itu, ESS juga bisa menjadi tempat penyimpan battery cell yang dibutuhkan motor dan kendaraan listrik.
Nicke menyebut potensi bisnis motor listrik di Indonesia bakal lima kali lipat dibandingkan mobil listrik. Karena itu, keberadaan energy storage system bakal banyak dibutuhkan, sehingga Pertamina pun tertarik berbisnis di lini ini.
ADVERTISEMENT
"ESS ini pasar yang besar, Pertamina pun masuk ke sana ke depannya," ujar Nicke.
Perusahaan mobil listrik, Tesla. Foto: Jason Reed/Reuters
Tahun lalu, Nicke sebenarnya sudah menyinggung tentang bisnis-bisnis baru yang bakal dibidik perusahaan di luar bisnis BBM. Perseroan mulai melirik bisnis storage energy untuk bisa menyimpan battery cell hingga masuk ke bisnis obat-obatan dari industri petrokimia.
"Terkait dengan EV, kami akan mulai dengan membangun pabrik battery cell. Nanti akan kembangkan energy storage karena battery ini bukan hanya untuk transportasi saja tapi juga untuk remote area yang rumah. Jadi supply listriknya bisa dari battery listrik," kata dia dalam diskusi Rakyat Merdeka secara virtual tahun lalu.
Bisnis fuel battery cell ini, sebut Nicke, sejalan dengan pemanfaatan solar fotovoltaik yang digarap pemerintah untuk wilayah terpencil. Karena wilayah tersebut tidak perlu sistem transmisi listrik dalam jumlah besar, kebutuhan energinya bisa ditopang (backup) battery energy storage system Pertamina yang sifatnya modular.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini: