Dirut Telkom Tanggapi Sindiran Erick Thohir soal Bergantung ke Anak Usaha

19 Februari 2020 23:05 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri Penguatan PMMB BUMN di Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri Penguatan PMMB BUMN di Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir, beberapa waktu lalu menyindir PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, sebagai BUMN yang kinerjanya banyak ditopang anak perusahaan. Salah satunya yakni Telkomsel.
ADVERTISEMENT
Menyikapi sindiran ini, Direktur Utama Telkom pun menyatakan tanggapannya. Dirut Telkom Ririek Adriansyah menyebut, pernyataan Erick itu semacam tuntutan kuat agar Telkom cepat bertransformasi.
“Beliau ingin Telkom bertransformasi ke depan. Kita sudah punya rencana itu, tapi beliau ingin lebih cepat lagi,” kata Ririek saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (19/2) malam.
Ririek seperti dilansir Antara menambahkan, Telkom juga berkomitmen untuk melalukan transformasi bisnis, sekaligus berinovasi untuk mengembangkan bisnis di Indonesia.
Saat menyampaikan paparan dalam acara Program Mahasiswa Magang Bersertifikat (PMMB) 2020, Erick Thohir menilai besarnya pendapatan dan dividen yang disetorkan Telkom ke negara, banyak ditopang Telkomsel.
"Enak jadi Telkom. Telkomsel dividen, revenue (pendapatan) Telkomsel digabung ke Telkom, hampir 70 persen. Mendingan enggak ada Telkom. Langsung saja dimiliki BUMN, dividennya jelas," kata dia di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (12/2).
Telkom Indonesia Foto: telkom.co.id
Menurut Erick, kalau Telkomsel untung seperti itu, sebaiknya tidak perlu ada Telkom lagi.
ADVERTISEMENT
Selain menyinggung soal dividen dan pendapatan Telkom, Erick juga menyindir perusahaan tersebut yang tak bergerak ke bisnis pengumpulan data. Padahal, big data saat ini merupakan tambang baru, mengalahkan minyak.
Sayangnya, data penting di dalam negeri justru dikuasai asing. Salah satunya dipegang oleh Alicloud yang merupakan perusahaan data milik Alibaba dari China.
Sementara itu, Telkom saat ini sedang agresif memodernisasi jaringan telekomunikasi dengan menggunakan teknologi 100 persen berbasis fiber optik. Program itu dijalankan di kota dan kabupaten seluruh Indonesia, sekaligus mempersiapkan layanan 5G.
Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin di Jakarta, Minggu, mengungkapkan program modernisasi yang dikenal dengan istilah Modern Broadband City itu merupakan bentuk komitmen Telkom untuk meningkatkan kualitas layanan Information & Communication Technology (ICT) bagi masyarakat serta mempercepat terwujudnya digitalisasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Pada era digital saat ini, tergelarnya infrastruktur 100 persen fiber optik itu diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan broadband berkualitas, sehingga masyarakat dapat menikmati layanan digital yang jauh lebih baik," ujar Zulhelfi Abidin dalam keterangan resmi.
Adanya modernisasi jaringan ke fiber optik itu, lanjut dia, menjadi landasan penting dalam penyediaan layanan digital baik digital platform maupun services, yang dapat diakses melalui jaringan fixed broadband maupun seluler berkecepatan tinggi 3G/4G. Hal ini sekaligus menjadi langkah Telkom Group dalam mempersiapkan hadirnya layanan 5G.