Dirut Waskita Beberkan 8 Strategi Atasi Utang: Jual Tol hingga Refocusing Bisnis

8 Oktober 2021 18:39 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung kantor Waskita Karya. Foto: Dok. BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Gedung kantor Waskita Karya. Foto: Dok. BUMN
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) memiliki utang menggunung yang sebagian besar berasal dari beban membangun jalan tol. Untuk memperbaiki kinerja keuangan, perseroan menyiapkan delapan strategi, mulai dari jual tol hingga refocusing bisnis.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kondisi Waskita memang mengalami beban berat terkait investasi jalan tol yang bersamaan, sehingga kondisi cash flow Waskita berat karena harus tanggung beban utang yang besar," tutur Direktur Utama Waskita, Destiawan Soewardjono, dalam Public Expose Waskita yang digelar secara virtual pada Jumat (8/10).
Destiawan mengatakan, strategi pertama mengurangi beban utang perseroan adalah melakukan divestasi atau jual jalan tol. Dari 13 ruas jalan tol yang ditargetkan dijual, sudah ada empat yang dilepas yaitu Ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (JMKT), Ruas Tol Semarang-Batang (JSB), Cinere-Serpong (CSJ), dan Ruas Tol Cibitung-Cilincing.
"Jadi kami sudah lakukan divestasi jalan tol di 2021 ini. Sampai dengan saat ini, sudah ada empat ruas jalan tol yang telah selesai proses divestasi. Satu di Sumatra dan 3 di Jawa. Program ini akan kami lanjutkan sampai 2024," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Strategi kedua, Waskita melakukan program penyelesaian jalan khusus, yakni pada Tol Kayu Agung-Palembang-Betung yang masih dalam proses pencarian partner baru. Ada pula Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat yang akan dikembalikan pada Hutama Karya sebagai bagian dari Tol Trans Sumatra.
"Tol yang pertama ini perlu dicarikan mitra baru untuk bisa bantu financing ruas tersebut. Lalu ada tol yang kedua dikembalikan pada HK karena bagian dari JTTS, jadi saham Waskita akan diakuisisi HK," tambah Destiawan.
Ketiga, program rights issue sebagai bentuk penerimaan dari Penyertaan Modal Negara (PMN) 2021, yang telah cair senilai Rp 7,9 triliun. Strategi ini untuk mempertahankan komposisi saham publik agar tidak terdilusi. Sedangkan keempat, Waskita juga menerima dukungan pemerintah untuk penjaminan obligasi dan modal.
ADVERTISEMENT
"Ada dukungan pemerintah untuk penjaminan obligasi dan modal kerja. Obligasi terpisah jadi dua periode, 2021 dan 2022, dengan total penjaminan Rp 5,6 triliun serta modal kerja Rp 8 triliun," ujarnya.
Direktur Utama Waskita, Destiawan Soewardjono. Foto: Dok. Istimewa.
Strategi kelima, Perseroan melaksanakan Master Restructuring Agreement (MRA) yang melibatkan negosiasi bersama 21 bank, dengan nilai restrukturisasi Rp 29,24 triliun. Selain itu, ada pula restrukturisasi konsolidasian sebesar Rp 45,86 triliun.
Keenam, Waskita berusaha melakukan restrukturisasi utang anak usahanya. Sampai saat ini telah berjalan Rp 16,62 triliun dari total utang Rp 20,42 triliun. Menandakan strategi ini telah mencapai 81,38 persen dari target yang ditentukan.
"Ada restrukturisasi utang anak usaha, mudah-mudahan ini bisa diselesaikan dengan baik. Ada tiga anak usaha yang sudah selesai dan satu lagi sedang kami targetkan di akhir tahun ini atau 2022," ucap Destiawan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan strategi ketujuh, Waskita akan melakukan refocusing lini bisnis. Jika sebelumnya pendapatan utama diterima dari pembangunan jalan tol, kini Waskita akan bertransformasi sebagai penyedia jasa konstruksi profesional yang tetap berada di area infrastruktur.
"Ke depan, kami mengurangi investasi di ruas jalan tol, maka kita akan fokus pada jasa konstruksi profesional, baik di domestik maupun luar negeri," tukasnya.
Strategi terakhir, Perseroan berkomitmen memperbaiki tata kelola dan manajemen risiko supaya kinerja dapat lebih baik, efisien, dan terbuka sebagai bentuk dari BUMN. Akan ada supervisi khusus yang dilakukan dalam ranah investasi dan risiko, sehingga Waskita terhindar dari jerat utang.