Ditentang Susi, Menteri Edhy Kaji Lagi Rencana Ekspor Benih Lobster

19 Desember 2019 11:43 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri KKP Edhy Prabowo menghadiri Marine and Fisheries Buisness Invesment Forum (MFBIF), Jumat (13/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri KKP Edhy Prabowo menghadiri Marine and Fisheries Buisness Invesment Forum (MFBIF), Jumat (13/12). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Rencana Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo untuk mengekspor benih lobster mendapat pertentangan sejumlah pihak. Salah satunya, dari mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.
ADVERTISEMENT
Edhy mengaku rencana kebijakannya tersebut menuai polemik. Dia mengatakan kebijakan ini masih terus dia kaji. Menurut dia, ekspor itu untuk mencari devisa negara.
"Kita sedang terus mengkaji ya. Maka saya sebenarnya sudah enggak mau lagi ngomong ini. Sekali lagi sudah selesai. Tunggu saja waktunya, ada waktunya. Masalah ekspor jangan dipertentangkan ekspornya, ekspor itu kan kita mencari devisa," kata Edhy usai Rapat Kerja Teknis Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) di Grand Keisha, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (19/12).
Dia mengatakan benih lobster sebelum diekspor bisa dikembangkan terlebih dahulu.
"Ekspor nanti setelah jadi, masa enggak boleh. Kalau ekspor benur selama di Indonesia ada pengembang biak pembesarannya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dia meminta agar setiap pihak jangan hanya melihat ujung kebijakan ini, tapi melihat juga cerita di baliknya. Justru dia mengatakan bahwa sejak dulu tidak ada upaya untuk membesarkan benih lobster ini.
"Ditentang ujungnya, karena dari dulu tidak ada upaya untuk membesarkan ini. Ini yang mau kita terobos. Nyatanya di NTB di beberapa daerah sudah ada dan mereka sembunyi-sembunyi. Kan, enggak boleh membiarkan mereka yang ada tiba-tiba ketakutan, terus buka diharapkan menjadi solusi," tegasnya.
Edhy juga menegaskan bahwa kebijakan yang dia ambil atas dasar pertimbangan akademis dan ilmiah.
"Kalau memang harus melakukan ekspor, itu pada akhirnya. Tapi itu kan yang jelas kami lihat dulu sekarang banyak sekali masyarakat yang bisa melakukan pembesaran. Kalau budidaya nanti ada waktunya, saya akan tunjukkan di mana orang yang bisa membudidayakan lobster itu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Susi Pudjiastuti melalui akun Twitter miliknya mengomentari pernyataan Edhy Prabowo yang menyamakan rencananya membuka ekspor benih lobster dengan pembukaan ekspor bijih nikel.
Benih Lobster Foto: Antara/Ardiansyah
Tapi Susi berpendapat, nikel dan lobster punya perbedaan mendasar. Nikel adalah Sumber Daya Alam (SDA) yang tidak terbarukan. Dibuka atau pun ditutup ekspornya, suatu saat bijih nikel akan habis.
Presiden Jokowi juga turut mengomentari masalah tersebut. Menurut dia, mengerti perhitungannya masalah tersebut adalah Edhy Prabowo. Hanya saja, dia berpesan agar negara, nelayan, dan lingkungan tidak dirugikan.
"Tanyakan ke Menteri KKP Pak Edhy Prabowo. Yang paling penting menurut saya negara mendapat manfaat, nelayan mendapat manfaat, lingkungan tidak rusak. Nilai tambah ada di dalam negeri dan ekspor dan tidak ekspor itu hitungannya dari situ," ucapnya.
ADVERTISEMENT