Ditolak Ahok, Inikah Perusahaan Mobil Listrik Jerman yang Mau Diakuisisi BUMN?

25 November 2021 6:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
Basuki T Purnama mengunjungi Dockyard PT. Pertamina Trans Kontinental saat melakukan kunjungan kerja ke Sorong, Papua Barat, Senin (25/10/2021). Foto: Instagram/@basukibtp
zoom-in-whitePerbesar
Basuki T Purnama mengunjungi Dockyard PT. Pertamina Trans Kontinental saat melakukan kunjungan kerja ke Sorong, Papua Barat, Senin (25/10/2021). Foto: Instagram/@basukibtp
ADVERTISEMENT
Rencana Indonesia Battery Corporation (IBC) mengakuisisi produsen mobil listrik asal Jerman mendapat penolakan dari Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
ADVERTISEMENT
IBC adalah holding industri baterai kendaraan listrik yang dibentuk oleh 4 BUMN, salah satunya adalah PT Pertamina (Persero). Tiga BUMN lain yang memiliki saham IBC adalah MIND ID, PLN, dan Antam.
Rencana akuisisi tersebut akan dibahas oleh Dewan Komisaris dan Direksi Pertamina pada hari ini, Kamis (25/11). Hasil uji tuntas rencana akuisisi bakal dipaparkan.
"Besok kami rapat BOD (Board of Director) BOC (Board of Commisioner) dengar resmi hasil due deligence," kata Ahok saat dihubungi kumparan, Rabu (24/11).
Menurut Ahok, perhitungan nilai perusahaan mobil listrik asal Jerman itu mengada-ada karena bisnis kendaraan listrik masih belum pasti. Dasar perhitungannya tidak kuat. Ahok menduga ada permainan di situ, ada gelagat niat buruk.

Perusahaan mobil listrik Jerman mana yang dimaksud Ahok?

Sumber kumparan membeberkan bahwa perusahaan mobil listrik asal Jerman yang dimaksud Ahok adalah StreetScooter. Dikutip dari laman resmi StreetScooter, perusahaan ini menawarkan kendaraan komersial ringan yang sepenuhnya elektrik.
ADVERTISEMENT
Pabriknya berlokasi di Aachen, Jerman. StreetScooter dimiliki oleh Deutsche Post DHL.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat mengunjungi proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di Kalimantan Timur, Senin (27/9). Foto: Instagram/@ basukibtp
Rencananya, ungkap sumber kumparan, IBC akan mengakuisisi StreetScooter dengan harga USD 170 juta atau sekitar Rp 2,43 triliun (kurs dolar Rp 14.300). Angka ini yang disebut Ahok terlalu mahal.
Namun saat dikonfirmasi terkait hal ini, Ahok enggan membeberkan. "Saat itu belum tahu," katanya kepada kumparan.
kumparan juga mengontak PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Power Indonesia, keduanya belum merespons.
Sementara Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, meminta kumparan menghubungi Corporate Secretary IBC. "Bisa kontak Corsec kami Pak M Sabik, akan diberi tanggapan," ujarnya.
Corporate Secretary IBC, M Sabik, tak membantah informasi yang diungkap sumber kumparan. Ia mengatakan, pihaknya tengah melakukan kajian secara menyeluruh. "IBC tengah melakukan kajian dan evaluasi secara komprehensif terhadap aspek terkait," katanya melalui pesan singkat.
ADVERTISEMENT

Alasan Ahok Tolak Rencana Akuisisi Perusahaan Mobil Listrik Jerman

Perusahaan mobil listrik asal Jerman yang mau diakuisisi itu, menurut Ahok, harganya terlalu mahal. Perhitungan harga sahamnya menggunakan future valuation dengan alasan bisnisnya bakal bagus di masa mendatang.
"Anda tidak boleh membeli sesuatu atau mengarang future valuasinya ke depan. Dasarnya apa valuasi future? Ini barang baru. Itu saya tanya, mens rea-nya apa? Anda bodoh atau tadi ada yang nitip beli barang 20 jadi 170? Kalau suatu hari anda masuk penjara, jangan bilang ini hanya keputusan bisnis. Bullshit," kata Ahok dalam akun YouTube Panggil Saya BTP.
Rencana akuisisi itu, sambungnya, dibalut dengan alasan agar Indonesia bisa menembus pasar mobil listrik Amerika Serikat dan China. Alasan itu juga dinilai Ahok mengada-ada. Sebab, Amerika Serikat sudah punya Tesla dan China punya Wuling. Kedua negara itu sudah punya industri kendaraan listrik yang maju. Sulit disaingi.
Tesla jadi armada taksi listrik Silverbird di Indonesia. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
"Saya bilang narasinya apa mesti beli mobil listrik di Jerman? (Katanya) supaya kita bisa masuk ke pasar Amerika, China. Itu yang saya bilang hati-hati. Ketika anda bicara depan saya, saya kejar anda mulai ngaco, saya bisa dengan cepat menangkap anda mens rea-nya enggak beres. Bos, di Amerika ada Tesla. Di China Wuling (harganya) mobil listrik cuma Rp 50 juta. For what?" kata Ahok.
ADVERTISEMENT
Daripada mengakuisisi perusahaan asal Jerman dengan harga tinggi, Ahok berpendapat lebih baik IBC mendorong pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri. Jika Indonesia belum menguasai teknologinya, bisa saja bekerja sama dengan perusahaan asing untuk alih teknologi.
"Lebih baik ngembangin anak-anak ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), kalau anda enggak ngerti, kenapa anda enggak ngajak Wuling misalnya. Kenapa anda enggak lakukan seperti itu?," ujar Ahok.