Ditopang Kinerja yang Kuat di Kuartal I-2021, Harga Saham BCA Bisa Tembus 8.550?

22 April 2022 16:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Menara BCA Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Menara BCA Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA menjadi salah satu saham yang masuk dalam jajaran top net foreign buy pada penutupan perdagangan, Jumat (22/4). Di mana investor asing telah memborong saham BCA sebesar Rp 137,4 miliar.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dipengaruhi oleh perseroan yang baru saja merilis laporan keuangan kuartal I-2022. BCA mencatatkan kinerja yang kuat dengan mencatatkan laba bersih mencapai Rp 8,1 triliun atau naik 14,6 persen secara year on year.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengatakan, BCA menyampaikan optimisme mereka terhadap prospek kredit pada tahun 2022.
Terlepas dari ketidakpastian yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik global antara Rusia dan Ukraina, BCA percaya bahwa permintaan kredit domestik akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Dengan begitu Mirae pun mempertahankan perkiraan pertumbuhan kredit sebesar 12 persen pada 2022. "Harga komoditas yang tinggi akan mendorong kegiatan ekonomi secara luas dan mendorong permintaan kredit di berbagai sektor,” ungkap Hadiman dalam riset, Jumat (22/4).
ADVERTISEMENT
Loan to deposit ratio (LDR) BCA di kuartal I-2022 mencapai level terendah di 60,5 persen, didorong oleh pertumbuhan simpanan yang kuat 17,5 persen (yoy).
Suasana BCA Expoversary 2022, di ICE BSD, Tangerang, Jumat (11/3). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Terutama didorong oleh CASA yang naik 21,7 persen (yoy). CASA BCA sekarang terdiri dari 80 persen ari total simpanan. "Kami percaya waralaba simpanan yang kuat, inisiatif digital yang berkelanjutan, dan kehadiran fisik yang luas menjadikan BCA tetap menjadi pilihan perbankan utama bagi masyarakat Indonesia di tengah persaingan dengan bank digital,” tambah Handiman.
Secara keseluruhan, BCA kembali menunjukkan kinerja yang kuat di kuartal I-2022. Hal ini sejalan dengan perkiraan kami di akhir tahun 2022 dan konsensus masing-masing sebesar 21,5 persen dan 22,3 persen run-rate.
Pendapatan non-bunga tumbuh kuat sebesar 19,5 persen (yoy) didorong oleh pendapatan biaya transaksi, bancassurance, dan investasi.
ADVERTISEMENT
"Patut dicatat bahwa meskipun terjadi penurunan yoy sebesar 13,4 persen, BBCA membebankan biaya provisi cukup besar di kuartal I-2022. Sehingga membebani bottom line,” tutur Handiman.
Dengan demikian, mengingat fundamental yang kuat, Mirae percaya kinerja BCA akan tetap tangguh di tengah ketidakpastian dari ketegangan geopolitik global dan kenaikan suku bunga.
Mirae pun meningkatkan target harga BCA menjadi Rp 8.550 per sahamnya. Adapun pada perdagangan Jumat (22/4), saham BBCA ditutup turun 50 poin (0,63 persen) di 7.875.
*****
Ikuti giveaway kumparanBISNIS dan dapatkan hadiah saldo digital total Rp 1,5 Juta, klik di sini. Kegiatan giveaway ini terbatas waktunya, ayo segera gabung!