Ditunjuk Jokowi Jadi Menhub Lagi, Budi Karya Batal Jualan Pempek

23 Oktober 2019 5:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budi Karya Sumadi melambaikan tangan saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Budi Karya Sumadi melambaikan tangan saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
“Saya kan orang swasta, bisa jualan pempek, bisa membangun properti, bisa jadi konsultan. Banyak pekerjaan yang bisa aku lakukan, bisa ngurusin yayasan karena saya wakil dari sebuah yayasan dari sebuah masjid.” Itulah penuturan Budi Karya Sumadi, Sabtu (19/10), saat ditanya wartawan soal kegiatan yang akan dilakukan kalau tak jadi menteri lagi.
ADVERTISEMENT
Budi Karya dan istrinya, Endang Sri Hariatie, sejak lama memang memiliki sebuah usaha rumah makan pempek. Salah satunya berada di kawasan Sabang, Jakarta Pusat.
Tapi kini pria kelahiran Palembang 62 tahun lalu itu, belum bisa menjalankan keinginannya untuk mengurusi rumah makan pempek-nya. Pasalnya, Presiden Joko Widodo kembali mempercayai lulusan arsitektur Universitas Gadjah Mada itu, untuk menjabat menteri di kabinet.
Saat menghadap Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (22/10), Budi Karya secara terbuka mengungkapkan ditugaskan kembali jadi Menteri Perhubungan. Jabatan yang diembannya sejak 2016 di masa pemerintahan pertama Jokowi. Dia saat itu menggantikan Ignasius Jonan, yang kena reshuffle.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersiap sebelum memeriksa rangka mesin bus AKAP saat kunjungan kerja di terminal Leuwipanjang, Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
“Siap. Enggak ada kepingin-kepingin. Kita kan serdadu, harus selalu siap,” ujarnya dalam perbincangan dengan wartawan di restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat. Perbincangan itu hanya sehari sebelum pelantikan Joko Widodo dan Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.
ADVERTISEMENT
Budi mengumpulkan wartawan, untuk menjelaskan kinerjanya selama menjabat Menteri Perhubungan. Dia mengakui masih banyak pekerjaan rumah di sektor perhubungan yang belum sepenuhnya terealisasi di pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Terutama di sektor perhubungan udara.
Kisruh soal mahalnya tiket penerbangan, salah satu yang ramai di masa Budi Karya menjabat Menhub. Akibatnya, jumlah penumpang trasnportasi udara menurun. Maskapai pun mengurangi frekuensi penerbangan. Bandara pun sepi. Apalagi yang baru selesai dibangun macam Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
Seperti diungkapkannya di atas, Budi Karya memulai kariernya sebagai orang swasta. Namanya mulai moncer saat memimpin Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI Jakarta. Yaknis PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
Menhub Budi Karya Sumadi meninjau kerete api Bandara Soekarno Hatta di Stasiun Manggarai. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Kawasan perumahan Bintaro Jaya di perbatasan Jakarta Selatan dan Kota Tangerang Selatan, merupakan salah satu karyanya semasa di PT Pembangunan Jaya Ancol. Semasa memimpin Jakpro, dia sukses merevitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, serta penyelesaian rumah susun sederhana sewa di Marunda.
ADVERTISEMENT
Dari BUMD, Budi Karya melompat memimpin BUMN kebandaraan yakni PT Angkasa Pura II (Persero). Posisi itu yang membuka jalannya menjadi Menhub, saat pejabat sebelumnya Ignasius Jonan kena reshuffle pada 2016.
Infografik Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Budi Karya punya hubungan cukup dekat dengan Jokowi. Bahkan menjelang Pilpres 2019 lalu, secara terbuka dia mengungkapkan pilihannya untuk Jokowi-Maruf. Hal itu dia ungkapkan saat memberi pengarahan pada Rapat Koordinasi Teknis Ditjen Perhubungan Darat, di Jakarta pada 26 Maret 2019.
"Saya tidak menyarankan Anda mencoblos satu pihak tertentu, tapi Anda harus Indonesia, harus NKRI dan Pancasila. Pikirkan baik-baik, lakukan kesempatan itu dan kasih tahu teman-teman, kita harus memilih," kata Budi Karya.