news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dolar AS Terus Menguat, Pemerintah Harus Waspadai Kenaikan Utang Luar Negeri

5 Juli 2022 20:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang Dolar Amerika Serikat dan rupiah. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang Dolar Amerika Serikat dan rupiah. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, membuat nilai tukar rupiah merosot. Mengutip data Bloomberg, Selasa (5/7) pukul 15:51 WIB, nilai tukar rupiah sore ini melemah 0,15 persen di Rp 14.993,5 terhadap dolar AS.
ADVERTISEMENT
Tak hanya hari ini, anjloknya rupiah terhadap dolar AS sudah terjadi selama sepekan terakhir. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan kondisi ini terjadi akibat ekspektasi inflasi yang meningkat di berbagai negara dan diikuti oleh kenaikan suku bunga global. Hal ini yang kemudian mendorong pelemahan sebagian besar mata uang Asia belakangan.
Tidak hanya dari sisi ekspektasi kebijakan moneter global, sentimen risk-off juga mulai meningkat seiring dengan potensi risiko resesi global akibat mulai menurunnya indikator ekonomi negara maju.
"Ke depannya, potensi pelemahan Rupiah masih berpotensi terjadi, dan bukan tidak mungkin menembus angka 15.000 per dolar AS (saat ini rupiah tercatat 14.988 per dolar AS," kata Josua saat dihubungi,
Salah satu yang perlu diperhatikan pemerintah adalah potensi imported inflation yang kemudian mendorong pelemahan daya beli masyarakat dan investasi secara umum. Dari sisi Utang Luar Negeri (ULN) pun, pemerintah harus mulai memberikan perhatian penuh meskipun utang Indonesia sebagian besar berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) dalam bentuk rupiah.
ADVERTISEMENT
"Dari sisi pengusaha, pelemahan rupiah akan cenderung membebani sektor usaha yang membutuhkan impor dari luar negeri, terutama sektor manufaktur," pungkas dia.
Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
ULN Indonesia pada April 2022 menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir April 2022 tercatat sebesar USD 409,5 miliar, turun USD 2,6 miliar dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar USD 412,1 miliar.
Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral). Secara tahunan, posisi ULN April 2022 terkontraksi 2,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 1,0 persen (yoy).
Berdasarkan laporan Bank Indoenesia (BI), Rabu (15/6), ULN Pemerintah pada April 2022 melanjutkan tren penurunan. Posisi ULN Pemerintah pada April 2022 tercatat sebesar USD 190,5 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar USD 196,2 miliar. Secara tahunan, pertumbuhan ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,3 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 3,4 persen (yoy).
ADVERTISEMENT