Dorong Ekspor Perikanan, LPEI Bentuk Desa Devisa Klaster Udang di Jatim

8 Desember 2022 12:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
LPEI resmikan Desa Devisa klaster udang di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Kamis (8/12/2022). Foto: Dok. LPEI
zoom-in-whitePerbesar
LPEI resmikan Desa Devisa klaster udang di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Kamis (8/12/2022). Foto: Dok. LPEI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan, mendorong ekspor berkelanjutan di Tanah Air. Salah satunya pada sektor perikanan.
ADVERTISEMENT
Untuk merealisasikan hal tersebut, LPEI telah membentuk Desa Devisa klaster udang di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Hal ini dilakukan karena Situbondo merupakan wilayah penghasil udang, yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan ekspor, terutama untuk udang Vaname.
Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) yang tergabung di dalamnya sekitar 20 petambak udang yang tersebar di empat kecamatan dan enam desa di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
LPEI memberikan alat produksi berupa kincir air kepada petambak sebagai wujud pendampingan dari aspek produksi dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi Desa Devisa Klaster Udang. Adapun alat produksi yang diberikan LPEI berjumlah 10 unit dengan penerima manfaat sebanyak 80 penambak.
“Kincir air yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kapasitas produksi petambak dengan mengurangi potensi gagal panen udang karena jika satu kincir air rusak akan terdapat kincir air lainnya sebagai back-up, sehingga sirkulasi oksigen dalam tambak masih terjaga,” jelas Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Gerald Grisanto dalam keterangannya, Kamis (8/12).
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, dengan pemberian kincir air, survival rate (SR) udang dapat meningkat menjadi 80-90 persen, dari sebelumnya di kisaran 70-80 persen. Harapannya, kapasitas produksi udang dapat meningkat sekitar 30 persen, menjadi 40-60 ton dalam setiap siklus produksi.
Ke depannya, LPEI akan terus melakukan monitoring bersama PT Panca Mitra Multi Perdana sebagai mitra bisnis para petambak udang atas pendampingan Desa Devisa Klaster Udang yang telah dilakukan.
“Sebagai wujud dukungan untuk mengukuhkan ekspor nasional, LPEI akan giat memberikan pendampingan secara berkesinambungan melalui program Desa Devisa pada daerah dengan komoditas potensi ekspor. Hal ini kami lakukan untuk menciptakan kepastian hasil panen petambak serta mengembangkan kapasitas dan daya saing produk,” jelasnya.
Program Desa Devisa merupakan salah satu program pelatihan LPEI yang diberikan kepada klaster penghasil komoditas unggulan yang memiliki potensi ekspor. Tujuan Desa Devisa adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta daya saing komoditas yang sesuai dengan standar ekspor dan dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
ADVERTISEMENT