Dorong Sektor Manufaktur, Kementerian Investasi Gandeng Bappenas

31 Maret 2022 17:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatanganan nota kesepahaman Kementerian PPN/Bappenas dengan Kementerian Investasi/BKPM di Gedung Bappenas Jakarta, Kamis (31/3). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penandatanganan nota kesepahaman Kementerian PPN/Bappenas dengan Kementerian Investasi/BKPM di Gedung Bappenas Jakarta, Kamis (31/3). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian PPN/Bappenas bersama Kementerian Investasi/BKPM menjalin kerja sama untuk mendorong investasi dalam rangka mendukung prioritas pembangunan nasional.
ADVERTISEMENT
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dengan Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa di Gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (31/3).
“Hari ini kami dari Kementerian Investasi bersama Kementerian PPN/Bappenas melakukan penandatanganan MoU di mana salah satu poin yang kami sepakati adalah pertukaran data khususnya untuk investasi,” kata Bahlil.
Selain itu, Bahlil mengatakan melalui kerja sama ini kementerian akan melakukan kolaborasi untuk mengembangkan investasi di sektor-sektor strategis khususnya di hilirisasi.
“Dan ketiga adalah bagaimana kita mendorong untuk meningkatkan investasi kita di sektor manufaktur,” ujar Bahlil.
Penandatanganan nota kesepahaman Kementerian PPN/Bappenas dengan Kementerian Investasi/BKPM di Gedung Bappenas Jakarta, Kamis (31/3). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Menurut dia, industri sektor manufaktur merupakan salah satu syarat yang harus dikembangkan jika Indonesia ingin mewujudkan mimpinya di tahun 2045 untuk keluar dari middle income trap. Salah satunya yakni dengan mengejar target pendapatan per kapita di atas USD 10.000.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan jika kerja sama ini sifatnya sangat teknis dimulai dari penyusunan rencana investasi dari data-data yang dimiliki dua kementerian ini.
“Pekerjaan yang bagus itu kalau semua data-data based-nya itu basic datanya baik. Sumbernya kredibel. Itu lah salah satu upaya kita mengapa ingin memperbaiki data investasi kita,” kata Suharso.
Menurutnya, kementerian sudah mendorong investasi sampai di tingkat hilirisasi yang luar biasa. Namun kontribusi industri manufaktur di Indonesia pertumbuhannya masih stagnan. Oleh karena itu dengan adanya kerja sama ini investasi diharapkan lebih efektif dengan data-data yang lebih akurat dari kolaborasi dua kementerian ini.
“Itu akan bisa terjadi kalau kami mendapat data dari tangan pertama yang dikelola oleh BKPM, ini salah satu bentuk kerja sama antar kementerian yang diharapkan oleh Bapak Presiden,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT