Duh, Pemulihan Ekonomi di Kuartal II Terancam Kenaikan Kasus COVID-19

17 Juni 2021 11:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.  Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal II tahun ini bisa tumbuh positif. Namun, adanya kenaikan kasus COVID-19 memberikan ancaman bagi pemulihan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah saat ini berhati-hati dan mewaspadai ancaman penyebaran COVID-19 yang semakin meluas. Pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini diharapkan menjadi momentum agar ekonomi kembali positif selama tahun ini.
"Kami berharap pada kuartal II ini adalah periode untuk bisa mendukung serta mendorong pemulihan, tapi tentunya kita harus tetap waspada, terus berhati-hati," ujar Suahasil dalam webinar Bank Dunia “Boosting the Recovery,” Kamis (17/6).
Dia melanjutkan, pemerintah akan mengambil semua langkah untuk memastikan bahwa jumlah kasus COVID-19 bisa dikurangi. Selain itu, peningkatan mobilitas masyarakat juga diharapkan tidak menambah tinggi jumlah infeksi virus corona.
"Meski demikian, kita melihat mobilitas masyarakat sejak Februari atau Maret tahun ini, mungkin sejak Maret, mobilitas masyarakat semakin meningkat. Maret, April, Mei, dan Juni ada peningkatan yang cukup signifikan pada mobilitas masyarakat," jelasnya.
Tenaga medis yang mengenakan baju hazmat saat mengantar pasien di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (14/6/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan kembali positif pada kuartal II 2021. Bahkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini diperkirakan bisa mencapai 7,1 sampai dengan 8,3 persen.
ADVERTISEMENT
Meski bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun Sri Mulyani menyebut, proyeksi untuk keseluruhan tahun ini tidak berubah. Pemerintah masih memasang target pertumbuhan ekonomi antara 4,5 persen hingga 5,3 persen untuk tahun ini.
"Keseluruhan tahun mungkin masih akan lebih modest karena kuartal I masih mengalami koreksi karena covid yang masih meningkat. Kita berharap kuartal III dan kuartal IV masih akan terakselerasi," kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (14/6).
Dia melanjutkan, jika kasus COVID-19 di Tanah Air bisa terus menurun, proyeksi ekonomi hingga 8,3 persen itu bisa terjadi. Namun sebaliknya, jika kasus kembali meningkat dan terjadi pembatasan lagi, proyeksi ekonomi bisa berubah.
"Kuartal II kita harap pemulihan yang kuat, namun COVID-19 yang terjadi pada minggu kedua Juni pasti akan pengaruhi proyeksi ini. Maka, kalau COVID-19 bisa menurun, maka kita masih bisa berharap," jelasnya.
ADVERTISEMENT