Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, program vaksinasi COVID-19 akan memanfaatkan teknologi digital. Pemerintah akan membuat satu data untuk melacak atau tracking keberadaan masyarakat yang telah divaksin.
ADVERTISEMENT
Menurut Sri Mulyani , sulit jika tidak memanfaatkan teknologi dalam program vaksinasi. Apalagi, jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 180 juta orang dan setiap orang akan divaksin dua kali.
"Bayangkan kalau lebih dari 180 juta orang Indonesia akan divaksin, tidak sekali. Butuh teknologi untuk tracking mereka yang divaksin 2 kali dalam periode tertentu," ujar Sri Mulyani dalam webinar Indonesia Digital Conference 2020, Rabu (16/12).
Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu melanjutkan, data yang akan digunakan untuk vaksinasi itu akan diurut berdasarkan nama, NIK, dan alamat. Hal ini dinilai akan memudahkan dan membuat program vaksinasi semakin efektif.
Nantinya, data itu juga akan terhubung dengan seluruh Puskesmas di Indonesia. Namun Sri Mulyani mengakui, hal ini masih menjadi tantangan. Sebab belum semua Puskesmas di Tanah Air sudah terhubung dengan teknologi.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kita tentu dalam fokus COVID ini, seluruh Puskesmas harusnya bisa terkoneksi dengan teknologi digital ini," katanya.
Untuk itu, pemerintah akan mempercepat akselerasi dan pembangunan stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) di 2021. Dia berharap, dengan adanya stasiun pemancar itu berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di wilayah tertinggal, terluar, dan terpencil, bisa terhubung dengan internet.
"Karena lebih dari 12 ribu desa belum terkoneksi dari sisi penggunaan teknologi satelit dan supaya bisa memberikan pelayanan dan infrastruktur digital merata dan reliable ke seluruh Indonesia," tambahnya.