Ekonom Senior Indef Yakin Indonesia Bakal Resesi di Kuartal III

6 Agustus 2020 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekonom Senior INDEF Didik J. Rachbini Foto: Selfy Sandra Momongan	/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ekonom Senior INDEF Didik J. Rachbini Foto: Selfy Sandra Momongan /kumparan
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II minus 5,32 persen. Dengan terjadinya kontraksi yang cukup besar ini, Indonesia terancam masuk ke jurang resesi di kuartal berikutnya.
ADVERTISEMENT
Ekonomi di kuartal III yang sudah berjalan ini menjadi pertaruhan apakah Indonesia akan mengalami resesi atau tidak. Untuk mengantisipasi hal itu, pemerintah dipandang harus melakukan langkah pemulihan yang cepat.
Namun, ekonom senior Indef, Didik J. Rachbini meyakini resesi ekonomi tidak dapat dihindari. Bahkan, Didik memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III bakal berkontraksi lebih dalam lagi.
Buruknya penanganan pandemi COVID-19 hingga saat ini, menjadi alasan kuat Didik berani berargumen demikian. Tak hanya kuartal III, bahkan kuartal IV pun menurutnya pertumbuhan ekonomi juga bakal negatif.
"Saya yakin kuartal ketiga masuk resesi dengan pandemi seperti ini, itu negatifnya akan tumbuh lebih tinggi. Kuartal IV masuk lebih jauh lagi apabila penanganan seperti ini," ujar Didik dalam konferensi online Indef menyikapi pertumbuhan ekonomi, Kamis (6/8).
Infografik dalam Bayang-Bayang Resesi. Foto: Hod Susanto/kumparan
Menurutnya, kecepatan pemerintah menangani pandemi menjadi kunci utama bakal membaiknya perekonomian. Sementara yang terjadi sekarang justru adalah sebaliknya, di mana kasus positif terus melonjak.
ADVERTISEMENT
Beberapa kebijakan yang sudah dijalankan pemerintah selama ini malah membuat situasi memburuk. Mulai dari melakukan pembatasan di tengah memuncaknya kasus, hingga membuka keran ekonomi saat kasus masih tinggi.
Terlebih lagi, saat ini pemerintah menyerahkan masalah penanganan virus kepada pemerintah daerah. Padahal, kata Didik, secara sumber daya dan pendanaan, lebih kuat pemerintah pusat.
"Pemerintah pusat ongkang-ongkang saja, seluruh penanganan diserahkan ke daerah. Jangan mimpi mengatasi resesi kalau pandemi tidak diatasi," pungkasnya.