news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ekonomi Global Belum Pulih, Kinerja Ekspor Indonesia Merosot

15 September 2020 13:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo II, saat crane membongkar muat peti kemas dari kapal-kapal kargo. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo II, saat crane membongkar muat peti kemas dari kapal-kapal kargo. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor Agustus 2020 tercatat turun 8,36 persen secara tahunan menjadi USD 13,07 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, nilai ekspor mencapai USD 14,26 miliar.
ADVERTISEMENT
Secara bulanan, realisasi ekspor pada Agustus 2020 juga turun 4,62 persen dari posisi Juli 2020 senilai USD 13,70 miliar. Sedangkan secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Agustus 2020 mencapai USD 103,16 miliar atau turun 6,51 persen dibanding periode yang sama tahun 2019.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan ekspor diakibatkan permintaan yang menurun dari berbagai negara, dan belum pulihnya perekonomian global akibat pandemi COVID-19.
"Permintaan berbagai negara yang melemah kemudian juga aktivitas ekonomi yang belum berjalan normal. Aktivitas ekspor Indonesia secara kumulatif masih turun," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/8).
Suhariyanto merinci, komoditas ekspor non migas yang mengalami penurunan adalah logam mulia, perhiasan/permata yang turun senilai USD 169,6 juta. Komoditas ini biasanya dikirim ke Swiss, Singapura, dan Jepang.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto menyampaikan konpres PDB kuartal III 2019 di Gedung BPS, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Kemudian penurunan juga terjadi di komoditas lemak dan minyak hewan/nabati turun senilai USD 160,2 juta. Biasanya komoditas ini diekspor ke India, China, dan Jepang. Selain itu ekspor bahan bakar mineral juga tercatat turun senilai USD 144,4 juta.
ADVERTISEMENT
"Alas kaki juga turun USD 63,3 juta dan besi baja turun USD 26,6 juta," ujarnya.
Namun di sisi lain, ada komoditas yang ekspornya tetap mengalami peningkatan, yaitu bijih, perak, dan abu logam naik senilai USD 102,2 juta. Kemudian, komoditas barang dari besi dan baja juga naik USD 67,5 juta.
Ekspor kendaraan dan bagiannya juga naik senilai USD 39,4 juta. Ekspor timah dan barang dari timah juga naik USD 33,9 juta, lalu garam, belerang, batu, dan semen dengan kenaikan USD 12,9 juta.