Ekonomi Masuki Resesi Teknis, Joe Biden Coba Tenangkan Warga AS

29 Juli 2022 5:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden saat berpidato dalam peringatan Hari Kemerdekaan di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Senin (4/7/2022). Foto: Tom Brenner/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden saat berpidato dalam peringatan Hari Kemerdekaan di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Senin (4/7/2022). Foto: Tom Brenner/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mencoba untuk menenangkan kekhawatiran warganya terkait pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2022 yang masih terkontraksi.
ADVERTISEMENT
Biro Statistik dan Tenaga Kerja AS, Kamis (27/7) mengumumkan pertumbuhan ekonomi AS kembali minus 0,9 persen secara year on year (yoy) di kuartal II 2022. Di kuartal sebelumnya ekonomi AS jatuh lebih dalam di posisi minus 1,6 persen.
Dengan terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut maka ekonomi AS telah masuk ke dalam resesi teknis.
Mengutip Reuters, Jumat (29/7), Biden dan pejabat tinggi Gedung Putih menggembar-gemborkan beberapa fakta positif tentang ekonomi AS. Termasuk bahwa pengusaha masih merekrut tenaga kerja.
Sehingga, data tenaga kerja khususnya untuk pengangguran berada di posisi terendah dalam 50 tahun terakhir. Pun Biden menilai, produsen juga masih berinvestasi.
Adapun kecemasan tentang ekonomi ini secara politik, dapat menghambat rekan-rekan Partai Demokrat tempat Biden berasal, dalam pemilihan paruh waktu pada 8 November 2022, untuk bisa mengendalikan kongres.
ADVERTISEMENT
Ekonomi Hanya Melambat
Para pembantu Biden pun mengaitkan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah ini lantaran The Fed yang menaikkan suku bunga selama 4 kali berturut-turut untuk menjinakkan kenaikan inflasi.
“Tidak mengherankan bahwa ekonomi melambat karena Federal Reserve bertindak untuk menurunkan inflasi,” kata Biden dalam pernyataan sebelumnya.
“Kami berada di jalan yang benar dan kami akan melewati transisi ini dengan lebih kuat dan lebih aman,” tambah Biden.
The Fed mengatakan pada hari Rabu bahwa aktivitas ekonomi telah melemah karena terus menaikkan suku bunga dalam upaya untuk menjinakkan inflasi yang telah mencapai tertinggi 40 tahun. Tetapi ketua Jerome Powell mengatakan ada terlalu banyak poin kekuatan bagi AS untuk berada dalam resesi.
Adapun angka pertumbuhan ekonomi AS di minus 0,9 persen ini sebetulnya di bawah konsensus pasar, yang memprediksi ekonomi AS di kuartal II 2022 bisa positif setidaknya di posisi 0,5 persen.
ADVERTISEMENT