Ekonomi RI Anjlok, Konsumsi Rumah Tangga Merosot Jadi Minus 5,5 Persen

5 Agustus 2020 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Belanja Bulanan Foto: Pixabay/Storyblocks
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Belanja Bulanan Foto: Pixabay/Storyblocks
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia selama kuartal II 2020 terkontraksi minus 5,32 persen secara tahunan (yoy) dan minus 4,19 persen secara kuartalan (qtq).
ADVERTISEMENT
Realisasi tersebut jauh menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 2,97 persen (yoy) maupun kuartal I 2019 yang tumbuh 5,05 persen (yoy).
Laju perekonomian yang mengalami kontraksi tersebut utamanya disebabkan pandemi virus corona yang berdampak pada sektor riil.
Berdasarkan komponen pengeluarannya, pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi tersebut lebih disebabkan konsumsi rumah tangga yang merosot.
Konsumsi rumah tangga tercatat anjlok menjadi minus 6,51 persen (qtq) dan minus 5,51 persen (yoy) di kuartal II 2020. Padahal di kuartal yang sama tahun lalu, konsumsi rumah tangga tumbuh 1,74 persen (qtq) dan tumbuh 5,18 persen (yoy).
Namun demikian, andil konsumsi rumah tangga terhadap PDB masih lebih besar dibandingkan yang lainnya, yani 57,85 persen.
"Untuk pengeluarannya ini didorong konsumsi pemerintah yang naik 22,32 persen (qtq). Namun yoy-nya konsumsi pemerintah kontraksi 6,9 persen dan konsumsi rumah tangga kontraksi 5,51 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (5/8).
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Untuk konsumsi rumah tangga, BPS mencatat hampir seluruh komponennya mengalami pertumbuhan yang negatif secara tahunan.
ADVERTISEMENT
Hanya komponen perumahan & perlengkapan rumah tangga serta kesehatan & pendidikan yang masih tumbuh positif, masing-masing sebesar 2,36 persen (yoy) dan 2,02 persen (yoy).
Adapun komponen restoran dan hotel merupakan yang paling parah mengalami kontraksi di kuartal II 2020, yakni minus 16,53 persen (yoy). Selain itu, komponen transportasi dan komunikasi juga minus 15,33 persen (yoy).
"Ke depan, perekonomian kita sangat dipengaruhi oleh konsumsi dan investasi, kita semua harus berupaya bagaimana kedua komponen ini bergerak lebih baik lagi di kuartal III dan IV," jelasnya.