Ekonomi RI Minus 5,3 Persen, Sri Mulyani Cs Sebut Stabilitas Keuangan Terjaga

5 Agustus 2020 17:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). 
 Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menilai stabilitas sistem keuangan Indonesia saat ini dalam kondisi normal. Namun komite tetap waspada terhadap pandemi virus corona yang dinilai akan mempengaruhi prospek ekonomi dan sektor keuangan.
ADVERTISEMENT
Ketua KSSK Sri Mulyani mengatakan, pandemi COVID-19 saat ini sangat mempengaruhi ekonomi dan stabilitas sistem keuangan di seluruh negara, termasuk Indonesia
"Beberapa indikator menunjukkan kewaspadaan stabilitas sistem keuangan kita, tapi kami tetap menyadari bahwa COVID-19 masih tinggi, tentu menimbulkan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam prospek ekonomi dan dampaknya pada stabilitas sistem keuangan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (5/8).
Menurut dia, pandemi virus corona telah berdampak pada terkontraksinya pertumbuhan ekonomi. BPS mengumumkan ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 minus 5,32 persen secara tahunan (yoy), turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 5,05 persen (yoy).
Menurut Sri Mulyani, pihaknya juga mewaspadai adanya gelombang kedua COVID-19. Pada beberapa negara, gelombang kedua ini membuat perekonomiannya semakin terpuruk.
ADVERTISEMENT
"Adanya kemungkinan second wave di negara yang telah pembukaan ekonominya dan belum adanya kepastian kapan ketemunya antivirus menimbulkan ketidakpastian yang cukup tinggi bagi dinamika ekonomi nasional maupun global," jelasnya.
Merespons terkontraksinya ekonomi domestik di kuartal II ini, Sri Mulyani memastikan pihaknya bersama Bank Indonesia, OJK, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan tetap memperhatikan dinamika perekonomian, baik secara global maupun nasional.
Suasana Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Kami terus melakukan forum KSSK, selain membuat analisa data yang ada, kami bersama-sama formulasikan dan desain kebijakan untuk meminimalkan dampak negatif dari pandemi COVID-19 terhadap kegiatan ekonomi maupun sektor keuangan," katanya.
"Dan kami akan terus formulasikan kebijakan, apabila diperlukan perubahan seiring dengan perkembangan di ekonomi maupun sektor keuangan." lanjut Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, secara keseluruhan stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan di kuartal II 2020 tetap terjaga dengan baik dan turut mendukung ketahanan ekonomi nasional.
Inflasi berada di level rendah dan terkendali, sebesar 1,96 persen (yoy) di Juni dan 1,54 persen (yoy) di Juli. Selain itu, defisit transaksi berjalan juga diperkirakan akan tetap rendah di kuartal II 2020.
"Hal ini dipengaruhi membaiknya neraca pembayaran, sejalan dengan penurunan impor akibat masih lemahnya permintaan domestik," jelas Perry.
Untuk nilai tukar rupiah, pada kuartal II ini mengalami penguatan atau apresiasi sebesar 14,42 persen point to poin. Hal ini dipengaruhi oleh aliran modal asing yang masuk cukup besar selama Mei dan Juni.
ADVERTISEMENT
"Meskipun secara rerata tahunan mengalami depresiasi 4,53 persen akibat pelemahan yang dalam pada April 2020 saat puncaknya pandemi COVID-19 pada waktu itu," tambahnya.