Ekonomi RI Tumbuh 5,01 Persen, Kemenkeu Klaim Kualitas Pemulihan Terus Terjaga

9 Mei 2022 19:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kuartal I 2022 tumbuh 5,01 persen (yoy), menguat dibandingkan periode yang sama tahun lalu minus 0,74 persen (yoy). Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai, pertumbuhan ekonomi selama tiga bulan pertama tahun ini mencerminkan pemulihan yang makin terjaga.
ADVERTISEMENT
"Kualitas pemulihan ekonomi hingga triwulan I 2022 terus terjaga, ditunjukkan dengan perbaikan kondisi ketenagakerjaan nasional," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi, Senin (9/5).
Adapun berdasarkan komponen pengeluarannya, perekonomian domestik masih didorong oleh konsumsi rumah tangga yang mampu tumbuh 4,34 persen (yoy) di kuartal I 2022, disusul PMTB atau investasi yang tumbuh 4,09 persen (yoy), dan ekspor yang mencapai 16,22 persen (yoy).
Selain itu dari sisi sektor riil, menurunnya jumlah pengangguran menjadi 8,4 juta orang di Februari 2022 mendorong kuatnya pemulihan ekonomi. Meskipun, kata Febrio, perbaikan kondisi ketenagakerjaan ini belum sepenuhnya pulih.
"Sejak Februari 2021, pemulihan ekonomi telah mampu menciptakan sebanyak 4,55 juta lapangan kerja baru," jelasnya.
Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. Foto: facebook
Adapun tiga sektor dengan kontribusi terbesar terhadap penyerapan tenaga kerja yaitu pertanian (1,86 juta orang), industri pengolahan (0,85 juta orang), dan perdagangan (0,64 juta orang). Perbaikan kondisi tersebut berhasil menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,83 persen pada Februari 2022, dari 6,26 persen pada Februari 2021.
ADVERTISEMENT
"Pemulihan ekonomi lebih lanjut diharapkan dapat mendorong pemulihan kondisi ketenagakerjaan yang lebih utuh, terutama pada kelompok pekerja yang terkena pengurangan jam kerja di masa pandemi," kata Febrio.
Kondisi pandemi yang semakin terkendali serta keberlanjutan pemulihan sektor swasta yang terus menguat memberikan ruang bagi normalisasi kebijakan fiskal. Seiring dengan membaiknya upaya penanganan pandemi, cakupan program vaksinasi, serta reliabilitas sistem kesehatan nasional, kebutuhan APBN untuk penanganan pandemi dapat dimoderasi.
Dia melanjutkan, potensi penguatan pemulihan ekonomi nasional ke depan diperkirakan terus berlanjut. Sejumlah indikator dini perekonomian terus menunjukkan tren yang menjanjikan.
PMI Indonesia per April yang meningkat ke level 51,9 menunjukkan konsistensi ekspansi sektor manufaktur nasional. Keberlanjutan pemulihan ekonomi yang semakin kuat juga diperkirakan terjadi di bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, khususnya dari sisi konsumsi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, inflasi per April 2022 melanjutkan tren meningkat seiring harga komoditas global yang masih tinggi dan menguatnya permintaan di masa periode puasa dan Lebaran. Laju inflasi April 2022 tercatat 3,47 persen (yoy) atau tertinggi sejak September 2019.
"Inflasi periode Ramadhan dan Lebaran 2022 meningkat signifikan dibandingkan kondisi dua tahun terakhir, menunjukkan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi," kata dia.
Meski demikian, Febrio menyebut, risiko pandemi dan peningkatan gejolak perekonomian global perlu terus diwaspadai dan diantisipasi. Masa liburan lebaran 2022 menjadi tolok ukur dalam memperhitungkan kesiapan Indonesia dalam bertransisi menuju endemi.
"Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung menambah potensi tekanan kepada harga komoditas global. Sementara tingkat inflasi yang tinggi di mayoritas negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, menambah ketidakpastian arah kebijakan moneter bank sentral utama dunia, khususnya The Fed," tambahnya.
ADVERTISEMENT